TEMPO.CO, Yogyakarta - Sedikitnya enam komunitas sungai di Yogyakarta mengukuhkan budayawan gaek Slamet Raharjo sebagai Duta Sungai Indonesia, Jumat, 13 Juni 2015. Enam komunitas sungai itu dari Kali Code, Gajah Wong, Winongo, Bedog, Kuning, Tambak Boyo, dan Bedog yang terhimpun dalam wadah Pemerti Code.
Tokoh Sentilan Sentilun itu dilantik secara sederhana di sebuah lokasi rimbun pohon bambu di pinggir Kali Code, Kampung Jetisharjo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. Aktivis Pemerti Code, Totok Pratopo, yang belum lama ini juga dinobatkan sebagai salah satu penerima Kalpataru, menuturkan isu sungai saat ini sering kali dimentahkan akibat belum banyaknya pihak yang terlibat. "Pemerintah dari daerah dan pusat belum menjadikan isu sungai ini sebagai isu utama. Padahal semua daerah kondisinya kritis," ucapnya.
Dengan ditunjuk sebagai Duta Sungai Indonesia, Slamet diharapkan mampu mendorong terjadinya gerakan diplomasi budaya, tak hanya kepada pemerintah, tapi juga lapisan masyarakat bawah.
Adapun Slamet mengatakan gerakan pelestarian sungai tak hanya dikaitkan dengan perspektif lingkungan atau aksi paksa warga agar tertib kebersihan dan menjaganya. "Tidak bisa menggerakkan warga dengan sekedar perintah, tapi sebagai kebutuhan yang memberi hasil," ujarnya.
Pelestarian sungai, kata dia, patut diletakkan pada kerangka pariwisata dan kebudayaan. "Hanya saja, saya bukan penguasa, tapi bisa ikut memikirkan bersama komunitas. Saya bangga atas anugerah ini karena bukan dari pejabat, tapi rakyat," ucap Slamet.
Ahli sungai yang juga staf pengajar di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Agus Maryono, menuturkan sosok Slamet dipilih karena dikenal memiliki integritas, mampu menerjemahkan bahasa ilmiah dalam bahasa awam. “Subyek utama pelestarian sungai tetap masyarakat sekitar sungai, butuh figur dengan bahasa lebih luwes," ujarnya.
Mantan Direktur Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Bakrie menuturkan penunjukan Slamet sebagai Duta Sungai Indonesia tepat. "Hadirnya budayawan dalam pelestarian sungai ini bisa menjadi pendorong pusat mau mendengar persoalan sungai," katanya.
Puluhan warga bantaran kali dan anak-anaknya duduk lesehan, menjadi saksi pengukuhan Slamet. Pelantikan dilakukan secara simbolis, dengan menyerahkan cendera mata, seperti kaus dan pin, dari masing-masing komunitas. Acara itu ditutup anak-anak pinggir Code dengan bernyanyi untuk Slamet.
PRIBADI WICAKSONO