TEMPO.CO, Denpasar - Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah Ida Bagus Putu Alit memastikan bahwa kematian Angeline, 8 tahun, disebabkan adanya benturan keras di kepala. Menurut dia, Angeline mengalami trauma otak cukup parah hingga membuatnya meninggal.
Putu menjelaskan dari hasil forensik ditemukan tiga titik luka di kepala. Di antaranya di pelipis kanan, kiri, dan dagu korban. “Ya, parah karena ada pendarahan di kepala juga,” kata Putu kepada wartawan sesaat setelah mengikuti prarekonstruksi di tempat kejadian perkara, Kamis, 11 Juni 2015. Ia menyebut soal luka jeratan di leher korban hanya memiliki efek sedikit saja.
Sebelum kematiannya, kata Putu, Angeline juga mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya. Termasuk di antaranya ada beberapa luka dari sundutan rokok di beberapa bagian tubuh korban. Lalu di tangan, kaki, pantat, wajah, leher, dan kepala.
“Sementara ini kita mencocokkan temuan forensik dengan keterangan prarekonstruksi dari tersangka Agus,” ujar dia. Ada beberapa adegan kekerasan yang dilakukan tersangka Agus. Namun dia tidak merinci apakah Agus yang membuat nyawa Angeline melayang.
Putu menyatakan dari hasil forensik, petugas juga tidak bisa memastikan apakah sebelum kematiannya korban mengalami kekerasan seksual. Sebab saat ditemukan kondisi jenazah sudah mengalami pembusukan karena sudah tiga pecan sejak tewas.
“Tidak ditemukan kekerasan seksual karena jenazah tidak bisa diteliti. Jasadnya sudah rusak, harusnya maksimal tujuh hari,” ujarnya. Karena itu, terkait dugaan kekerasan seksual yang dialami Angeline, seperti diakui Agus, ia menyarankan agar meminta keterangan kepada penyidik.
Sejauh ini, Kepolisian Resor Kota Denpasar baru menetapkan satu tersangka, yakni Agus, sebagai pelaku dalam misteri kematian Angeline. Soal status ibu angkat Angeline, Margareith, polisi belum mau berbicara. Pun demikian dengan status kedua kakak angkat Angeline serta dua orang yang mengontrak di rumah Margareith.
AVIT HIDAYAT