TEMPO.CO, Malang-Arca Dewa Singha Stambha dipindahkan ke museum Mpu Purwa Malang, Senin, 8 Juni 2015. Proses eskavasi atau penggalian arca yang terletak di permukiman warga Mertojoyo Barat, RT 1, RW 10 Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru tersebut menggunakan alat pengerek.
"Berat arca ini satu ton," kata Kepala Seksi Pengaman Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan, Jamiat Rusmono Adi.
Pemindahan arca, kata dia, bertujuan untuk mempermudah perawatan dan pengawasan benda purbakala. Tak mudah menggeser arca yang diperkirakan telah berusia seribu tahun itu. Badan arca yang terpendam di dalam tanah diangkat. Proses pengangkatan membutuhkan waktu selama empat jam karena posisinya terhimpit pondasi bangunan rumah.
Penelitian tim ahli menunjukkan bahwa arca setinggi 177 sentimeter, lebar 60 sentimeter dan tebal 50 sentimeter ini berupa patung singa berdiri dengan tangan bersedekap. Di dada arca tertulis prasasti dengan huruf jawa kuno. "Tulisan itu penanda waktu, tahun 941 Saka," ujarnya.
Tim ahli tak menemukan jejak sejarah yang berkaitan dengan arca tersebut. Bentuk arca, katanya, merupakan yang pertama ditemukan arkeolog. Diduga arca tersebut dibuat pada zaman Kerajaan Kanjuruhan di abad ke-6 Masehi. “Arca ini merupakan wahana, dan dibuat untuk kalangan menengah ke bawah,” kata Jamiat.
Namun pemindahan arca tersebut ditentang oleh warga setempat. Lurah Merjosari, Abdullah, menyatakan arca Singha Stambha telah ditemukan puluhan tahun. Arca tersebut awalnya berada di areal persawahan, yang kemudian berubah menjadi permukiman.
Menurutnya warga bersedia merawat dan memastikan arca itu dirusak. "Proses pemindahan ditunda menunggu pemberitahuan kepada warga setempat," ujarnya.
EKO WIDIANTO