TEMPO.CO, Cilacap - Tumpahan minyak menutup perairan bagian selatan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Kamis, 21 Mei 2015. Kebocoran terjadi di dekat Pantai Cimiring, di sekitar Single Point Mooring Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap.
Tumpahan minyak di perairan pantai itu menyebabkan nelayan Cilacap kesulitan menangkap ikan. Padahal saat ini merupakan musim panen ikan bagi nelayan setempat. “Pertamina harus segera membersihkannya, kami tidak bisa menangkap ikan kalau begini,” kata Suyanto, nelayan Cilacap, Kamis, 21 Mei 2015.
SPM merupakan sarana tambat terpadu yang digunakan kapal tanker untuk melakukan aktivitas bongkar muatan minyak di lepas pantai yang selanjutnya disalurkan ke daratan melalui pipa bawah laut.
Suyanto berharap, Pertamina segera melakukan tindakan serius untuk mencegah agar minyak tidak menyebar lebih luas. “Kejadian seperti ini sering terjadi. Kami yang menjadi korban,” katanya.
Public Relations Section Head Pertamina RU IV Cilacap Musriyadi mengakui adanya tumpahan minyak di sekitar SPM selatan Pulau Nusakambangan akibat kebocoran saat berlangsung pembongkaran minyak. "Ada yang bocor. Peristiwanya tadi malam dan langsung ditanggulangi," katanya.
Ia mengatakan tumpahan minyak akibat kebocoran tersebut sudah dilokalisasi sehingga diharapkan tidak sampai menjangkau pantai. Menurut dia, pihaknya juga sudah menyisir perairan selatan Cilacap guna mengantisipasi kemungkinan adanya pantai yang terkena tumpahan minyak.
"Ada tim yang menyisir pesisir selatan Cilacap sampai muara Sungai Serayu dan ada juga yang menyisir dari Serayu sampai Widarapayung. Sejauh ini masih kondusif dan aman," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya masih terus melakukan penyisiran guna mengantisipasi kemungkinan ada tumpahan minyak yang terlepas meskipun telah dilokalisasi. "Kelihatannya sudah terlokalisasi dan tertanggulangi," katanya. Musriyadi mengatakan Pertamina sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, tanpa menjelaskan pihak yang dia maksud.
ARIS ANDRIANTO