TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sangat kehilangan sosok Duta besar Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad. Burhan menurutnya adalah salah satu diplomat terbaik yangg pernah dimiliki Indonesia.
Retno terkejut saat pertama kali mendapat kabar tentang jatuhnya helikopter yang membawa Burhan dan menewaskan istrinya. "Saya makin speechless ketika semalam mendapat kabar bahwa Pak Burhan akhirnya wafat," kata Retno dalam sambutannya saat melepas jenazah Burhan di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Selasa, 19 Mei 2015.
Sebagai diplomat karier, Burhan dianggap memiliki pengalaman yang cukup besar. Apalagi dia juga memiliki rekam jejak yang baik saat masih menjadi anggota Badan Intelijen Negara. Selama menjadi Dubes Pakistan, Burhan, menurutnya, tak hanya sukses meningkatkan hubungan kedua negara, tapi juga mendekatkan hubungan rakyat kedua negara.
Retno juga menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan. "Khususnya kedua anak almarhum."
Jenazah Burhan Muhammad tiba di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri pukul 20.49 WIB. Kedatangan jenazah Burhan disambut upacara militer. Hadir dalam penghormatan terakhir tersebut antara lain Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Beberapa pejabat negara lain juga tampak hadir, di antaranya, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo.
Burhan Muhammad meninggal dinihari tadi di Singapura. Burhan meninggal akibat luka bakar yang dideritanya. Burhan dan istrinya, Hery Listyawati, mengalami kecelakaan saat menaiki helikopter di Pakistan untuk memenuhi undangan Perdana Menteri Pakistan, 8 Mei 2015. Helikopter militer Pakistan jatuh di kawasan Pegunungan Gilgit akibat kendala mesin.
FAIZ NASHRILLAH