TEMPO.CO, Blitar - Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan belum bersedia mencocokkan kunci jawaban Ujian Nasional tingkat SMP yang ditemukan polisi di Blitar sebelum seluruh hasil ujian dari daerah terkumpul di Jakarta. Akibatnya, penyelidikan atas kasus jual beli kunci jawaban dan dugaan kebocoran soal ujian terpaksa dihentikan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Blitar Kota Ajun Komisaris Naim Ishak mengatakan, tim yang dipimpinnya ke Jakarta beberapa hari lalu akhirnya balik kucing. “Kami pulang lagi ke Blitar menunggu kepastian Kemendiknas,” kata Naim kepada Tempo, Minggu 17 Mei 2015.
Naim menjelaskan, Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Pendidikan tak bersedia membuka kunci jawaban ujian nasional dengan dalih belum waktunya. Padahal pencocokan ini dinilainya penting untuk membuktikan apakah kunci jawaban yang disita dari sindikat di Blitar asli atau palsu.
Pembukaan kunci jawaban sendiri baru akan dilakukan setelah seluruh hasil ujian nasional SMP di daerah terkumpul di Jakarta. Diduga hal ini untuk menghindari potensi pembenahan atau koreksi jawaban soal ujian yang hingga kini masih berada di daerah.
Menurut Naim pembukaan kunci jawaban oleh Kemendiknas ini akan dilakukan di atas tanggal 24 Mei 2015 mendatang. Penyidik Polresta Blitar rencananya akan kembali lagi ke Jakarta pada tanggal tersebut untuk mencocokkan kunci jawaban yang disita dari sindikat pengedar kunci jawaban di Blitar.
Hingga kini polisi masih memeriksa empat mahasiswa dari Blitar dan Malang serta empat guru di SMP Gresik sebagai saksi. Mereka diduga terlibat dalam peredaran dan jual beli kunci jawaban di kalangan peserta ujian nasional di Blitar.
Ketua Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) Blitar Muhamad Triyanto meminta Dinas Pendidikan Kota Blitar turut berperan aktif mencegah munculnya kunci jawaban seperti ini. Kejadian tersebut diharapkan tak terulang pada pelaksanaan ujian nasional Sekolah Dasar yang akan berlangsung mulai Senin 18 Mei 2015. “Dinas Pendidikan tak bisa lepas tangan,” kata Triyanto.
Dia juga menyayangkan sikap Kemendiknas yang kurang cepat merespon penyidikan kebocoran soal ini. Sebab makin lama kasus ini terkatung-katung, akan menimbulkan perasaan was-was bagi peserta ujian nasional sekolah dasar yang akan berlangsung. Bahkan bisa jadi sindikat lain akan tetap memanfaatkan momentum ini untuk mencari keuntungan ekonomi dengan menjual kunci jawaban palsu.
HARI TRI WASONO