TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sudah memulangkan Regi Kayong Munggaran, 31 tahun, seorang evakuator Pemerintah Kota Bandung di Nepal untuk mencari warganya yang hilang. Menurut Ridwan Kamil, Regi dipulangkan dengan alasan koordinasi evakuator Indonesia di sana.
“Karena di sana ada dinamika. Siapa yang ke lokasi harus betul-betul bertugas resmi dari pemerintah pusat,” ujar Emil—sapaan akrab Ridwan, saat ditemui di Pendopo Wali Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Bandung, Senin, 11 Mei 2015.
Regi dikirim Pemkot Bandung untuk mencari tiga warga Bandung yang hilang di sana, pasca gempa dahsyat mengguncang Negeri Seribu Kuil itu. Selain itu, Regi pun dikirim untuk memberi informasi sesering mungkin pada warga Bandung melalui cuitan di media sosial Twitter.
Pulangnya Regi membuat Ridwan Kamil hanya mengandalkan tim dari Kementerian Luar Negeri untuk mengetahui nasib ketiga warganya di sana. “Info terakhir dari Kemenlu, kartu tanda penduduk salah satu korban sudah ditemukan. Semoga mereka membawa kabar baik,” kata Ridwan Kamil.
Sebelumnya, Regi berangkat ke Nepal dengan ongkos sebesar Rp 400 juta. Biaya tersebut hanya cukup untuk waktu dua pekan saja. “Menurut pengalaman saya waktu tsunami Aceh, estimasi dua pekan jadinya malah enam bulan,” kata Regi, 29 April 2015.
Tak hanya itu, Regi pun membutuhkan Rp 56 juta untuk menyewa helikopter di sana. Helikopter dibutuhkan mengingat akses jalan yang hancur diguncang gempa sebesar 7,8 skala Richter pada Sabtu lalu. Estimasi sebesar Rp 400 juta, kata dia, belum termasuk pada biaya menyewa helikopter.
Di sana, Regi dan temannya, bertemu dengan tiga orang relawan dari Taruna Hiking Club, dan seorang anggota kelompok pencinta alam Wanadari yang mengantarkan tim Kementerian Luar Negeri. Mereka berangkat dengan waktu yang berbeda dari Indonesia. Di sana, mereka akan berkoordinasi untuk menemukan tiga warga Bandung yang hilang.
Kadek Andana, 27 tahun, Alma Parahita, 32 tahun, dan Jeroen Hehuwat, 39 tahun, adalah tiga warga Bandung yang diduga hilang di Nepal sejak gempa sebesar 7,8 skala Richter yang terjadi di sana pada Sabtu 25 April 2015 kemarin.
Kadek dan Alma merupakan pasangan suami istri yang baru menikah pada Maret 2015. Mereka berdua memang sudah lama tergabung di THC sejak 2007, dan kerap bareng naik gunung. Setelah empat tahun berpacaran, mereka memutuskan untuk menikah.
Sedangkan Jeroen, kata Grahito, saat ini bekerja sebagai engineer di perusahaan swasta di Ibu Kota. Alumni Institut Teknologi Bandung angkatan 1993 ini bergabung dengan THC sejak tahun 1989. Jeroen merupakan salah satu pencinta alam terbaik yang dimiliki THC. Ia telah menaklukkan sejumlah gunung tinggi di dalam dan luar negeri.
PERSIANA GALIH