TEMPO.CO , Bandung: Kontur tanah di lokasi longsor Pangalengan yang menewaskan 6 orang dan tiga orang masih tertimbun,
berkarakter landai. Hal tersebut mengakibatkan bentangan wilayah yang tertimbun longsor mencapai 1 kilometer
"Tim geologi sudah melakukan simulasi, hasilnya pada saat longsor terjadi pergerakan tanah menggulung seperti roll ke bawah," ujar Marlan, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung saat ditemui di lokasi longsor, Minggu, 10 Mei 2015.
Marlan mengatakan, tanah longsoran yang berasal dari Gunung Bedil tersebut terdorong oleh air. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil gundukan longsoran tanah yang tidak rata yaitu bergelombang.
Ia mengatakan, gulungan tanah tersebut hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit untuk menerjang kawasan di bawahnya sejauh 1 kilometer. "Tidak sampai sepuluh menit tanah longsoran sampai ke bawah," ujarnya.
Kondisi itu diperparah dengan meledaknya pipa gas milik PT Star Energy yang diduga terhantam pergerakan tanah saat longsor terjadi. Ledakan pipa tersebut menyebabkan tanah menyembur.
Baca Juga:
Pantauan Tempo di lapangan, bentangan longsoran tanah yang menerjang kampung Cibitung seluas kurang lebih 2 kali lapangan sepak bola. Adapun material pepohonan dan pipa gas panas bumi milik PT Star Energy berserakan ditengah gundukan tanah. Lebar tanah yang ambrol sendiri diperkirakan memilki lebar 300 meter.
Penyidik Polda Jawa Barat melakukan penyelidikan terkait bencana tanah longsor yang terjadi pada Selasa, 5 Mei 2015. Kepolisian melibatkan tim Inafis dan tim Laboratotium Forensik Mabes Polri.
Hal tersebut dilakukan untuk menyelidiki apakah longsor yang menyebabkan pipa meledak atau ledakan pipa yang menyebabkan tanah longsor.
IQBAL T. LAZUARDI S