TEMPO.CO, Tangerang - Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Disabilitas Indonesia, Siswadi, mengkritik fasilitas khusus bagi penyandang cacat di Bandara Soekarno-Hatta. “Secara konsep sudah memenuhi kaidah-kaidah minimal. Tapi sayang masih bermasalah pada pelaksanaannya," kata Siswadi kepada Tempo, Selasa, 5 Mei 2015.
Siswadi mencontohkan, tempat parkir dan koridor yang ada selama ini justru lebih banyak dimanfaatkan oleh non-disabilitas. "Ketika akan digunakan oleh penyandang cacat, tempatnya digunakan oleh orang non-disable," ujar Wakil Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial itu. Begitu juga toilet. Menurut Siswadi, fungsinya perlu ditingkatkan agar bisa digunakan para penyandang cacat.
Fasilitas lain bagi penyandang cacat yang belum tersedia di bandara bertaraf internasional dan menjadi etalase negara Indonesia itu adalah perangkat pemberitahuan jadwal penerbangan. Perangkat itu sangat dibutuhkan penyandang tunarungu.
"Mereka tidak bisa mendengar pengumuman jadwal penerbangan pesawat melalui pengeras suara. Mereka memerlukan fasilitas pendukung, seperti running text di layar televisi," ucap Siswadi.
Siswadi juga mengkritik masih minimnya petunjuk atau simbol bagi penyandang cacat. Contohnya di lift khusus tempat naik dan turun pesawat. Tidak semua orang familiar dengan fasilitas itu, apalagi petunjuknya masih minim.
Meski mengkritik, Siswadi tetap memberikan apresiasi bagi pengelola Bandara Soekarno-Hatta yang sudah mulai peduli kepada penyandang cacat. "Kami menilai sudah ada niat baiknya, hanya perlu pada pelaksanaannya," tuturnya.
Sembari menyempurnakan fasilitas bagi penyandang cacat, Siswadi meminta pengelola Bandara melakukan langkah konvensional. Misalnya menempatkan personel atau relawan dalam melayani penyandang cacat. Siswadi mendambakan sistem dan fasilitas di Bandara Soekarno-Hatta meniru Bandara Narita, Tokyo, Jepang, yang ramah dan nyaman bagi penyandang cacat.
JONIANSYAH