TEMPO.CO, Jakarta - Kerusakan dinding hilir sungai di bawah Jembatan Comal ditangani Balai Besar Wilayah Sungai Pemali. Kepala Besar Wilayah Sungai Pemali Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Juana Bobi mengatakan biaya penanganan normalisasi akibat fluktuasi dasar sungai sebesar Rp 24 miliar.
Pekerjaan penanganan groundsill ini dikerjakan kontraktor PT Cipta Multi Sarana dengan lama pelaksanaan delapan bulan. "Sudah selesai lelang kontrak, insya Allah Mei-Juni mulai dikerjakan," kata Juana kepada Tempo, Rabu, 29 April 2015.
Juana mengatakan perbaikan ini dikerjakan di bawah Jembatan Comal sehingga tidak menganggu lalu lintas kendaraan. Penanganan groundsiil dan normalisasi ini dilakukan sepajang 100 meter dan lebar 60 meter dari as jembatan ke arah hilir sungai sebelah kanan.
Selain itu dilakukan pemasangan batu sebesar 250 kilogram dan penguatan tebing dengan gronjong 150 meter. Perbaikan didesain memiliki umur rencana 15 hingga 30 tahun.
Kerusakan dinding hilir ini diakibatkan adanya bekas perbaikan jembatan yang menyisakan bongkaran pilar lama di sungai. Bekas pilar tersebut membendung air dan menciptakan turbulensi sehingga menggerus dinding hilir sungai.
Bongkaran perbaikan Jembatan Comal yang berada di sungai ini juga mengakibatkan palung sedalam tujuh meter akibat pembendungan material tersebut.
Selain itu, biasanya kerusakan tersebut, kata dia, disebabkan adanya galian pasir liar dan gerusan lokal yang menyebabkan sungai kehilangan sedimen. Mengenai kemungkinan adanya penambangan pasir liar, Juana tak tahu. "Sejauh ini tidak ada. Itu urusan pemerintah daerah," kata Juana.
Direktur Lalu Lintas wilayah Jawa Tengah Komisaris Besar Benyamin melaporkan fondasi proyek perbaikan jembatan Comal, Pemalang, tampak mulai rusak karena tergerus arus sungai. "Jika rusak lagi, ini berpotensi mengganggu arus mudik," kata Benyamin dalam diskusi persiapan mudik bersama Kementerian Perhubungan, Selasa, 28 April 2015. Dia menyampaikan laporan ini agar ditindaklanjuti oleh pihak terkait.
ALI HIDAYAT