TEMPO.CO, Pinrang - Gara-gara nyaris tenggelam ketika menyeberangi muara Sungai Saddang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Kasmawati, kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Baba Binanga, Kecamatan Duampanua, Pinrang, mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pinrang. "Ketika itu mesin perahu yang kami tumpangi mati di tengah sungai," kata Kasmawati di gedung DPRD Kabupaten Pinrang, Kamis petang, 26 Maret 2015.
Kejadian nyaris tenggelam itu pada Rabu lalu. Kasmawati pulang mengajar dari SMP Negeri 4 Kecamatan Duampanua dan menumpang perahu itu menuju ke kediamannya di Kampung Cilellang. Dia bersama tujuh penumpang lain, dua di antaranya anak-anak. Perahu mengalami mati mesin pada jarak sekitar 100 meter dari bibir sungai. "Semua penumpang panik karena perahu terbawa arus sungai menuju ke laut," tuturnya.
Operator perahu membutuhkan 3 jam untuk memperbaiki mesin perahu yang mogok tersebut, sambil terombang-ambing di atas aliran Sungai Saddang. "Sejak itu saya trauma untuk menggunakan kapal penyeberangan itu, makanya mengadu ke DPRD untuk difasilitasi mendapatkan mesin baru untuk perahu tersebut," kata Kasmawati.
Sejak itu operator perahu itu sudah enggan memuat penumpang yang hendak keluar Kampung Cilellang sebelum bersedia menandatangani surat perjanjian bahwa operator tidak bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan.
Ketua Badan Permusyarawatan Desa (BPD) Desa Baba Binanga Abdul Hamid mengatakan perahu itu merupakan bantuan pemerintah daerah puluhan tahun silam. Perahu itu satu-satunya sarana bagi sekitar seribu warga Kampung Cilellang.
Kapasitas perahu yang memiliki panjang sekitar 6 meter tersebut sekitar 15 orang dan empat kendaraan roda dua jika kondisi air sungai normal. Sementara jika kondisi arus sungai itu naik, penumpang yang mampu dimuat hanya sekitar tujuh-delapan orang.
Jarak antara Desa Baba Binanga dengan Kampung Cilellang berkisar 500 meter. Sungai yang diseberangi memiliki kedalaman 30 meter. Tarif perahu Rp 2 ribu per orang untuk sekali berangkat. "Untuk anak-anak sekolah tidak dikenai biaya angkut," kata Hamid. Perahu itu tidak hanya untuk mengangkut penumpang, tetapi juga hasil bumi. "Semua hasil perkebunan di Kampung Cilellang dipasarkan di ibu kota kecamatan dan Kota Pinrang," katanya.
Anggota DPRD Kabupaten Pinrang Alimuddin Budung mengatakan pihaknya akan memediasi dengan dinas terkait untuk pengadaan perahu penyeberangan. Sekretaris Dinas Perhubungan dan Informasi Kabupaten Pinrang Edia mengatakan instansinya akan membantu pengadaan mesin maupun perahu kepada warga jika pihak pemerintah desa mengajukan permohonan ke pemerintah daerah.
SUARDI GATTANG