Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ironis, 10 Tahun Lagi Tak Ada Anak Muda Jadi Petani  

image-gnews
Sejumlah petani  memanen padi di area rawa di Belalau, Lampung Barat (09/01). Bulog memperkirakan Indonesia mengekspor beras kualitas super dengan patahan 0-5 persen sejumlah 10-20 ribu ton/bulan mulai bulan depan. TEMPO/Amston Probel
Sejumlah petani memanen padi di area rawa di Belalau, Lampung Barat (09/01). Bulog memperkirakan Indonesia mengekspor beras kualitas super dengan patahan 0-5 persen sejumlah 10-20 ribu ton/bulan mulai bulan depan. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Subang - Profesi petani dalam sepuluh tahun mendatang dipastikan ditinggalkan generasi muda Indonesia, terutama di wilayah Jawa Barat. Alasannya, mereka beranggapan bahwa usaha di bidang pertanian atau bercocok tanam sudah tak menjanjikan lagi.

Rali Sukari, Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Jawa Barat, mengatakan generasi muda, termasuk anak-anak petani, lebih memilih bekerja sebagai wiraswasta, pegawai negeri sipil, atau karyawan pabrik. ”Mereka beranggapan jenis pekerjaan itu lebih memiliki jaminan kesejahteraan,” ujar Rali saat dihubungi, Senin, 23 Maret 2015.

Sedangkan bila bertani, kata Rali, semakin hari dianggap semakin merugi. Pemantiknya tak lain harga pupuk, pestisida, bibit dan ongkos produksi yang makin mahal. ”Produksi yang didapat pascapanen tidak sepadan dengan modal.” Ironisnya, kata dia, fasilitas pendukungnya pun rapuh. Misalnya saja, kata Rali, irigasi di Jawa Barat yang 60 persen di antaranya rusak parah karena 20 tahun lebih tak pernah diperbaiki.

Bupati Subang Ojang Sohandi mengatakan ketidaktertarikan tersebut semakin bertambah karena para petani sendiri tidak mengajari anak-anaknya untuk mencintai dan menggeluti usaha yang akan diwariskannya itu. Petani di Subang, misalnya, kata dia, akan lebih bangga kalau anak-anaknya sekolah tinggi kemudian menjadi pejabat.

Menurut Ojang, hal tersebut jauh berbeda dengan di Jerman. Petani di sana menyekolahkan anak-anaknya memperdalam ilmu pertanian. ”Setelah lulus, mereka kembali bertani dengan kualitas melebih orang tuanya,” ujar Ojang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adanya fakta tersebut, kata Rali, mengakibatkan regenerasi bidang pertanian mengalami keterlambatan puluhan tahun. Ia mendesak pemerintah segera mengeluarkan regulasi untuk mendukung kembali lahirnya regenerasi petani. ”Caranya dengan menyediakan pupuk, pestisida, dan benih yang murah dan harga beli pascapanen tinggi serta memperbaiki semua irigasi dan membangun waduk-waduk baru,” ujar Rali. Ia pun optimistis jika semua solusi itu benar-benar diwujudkan usaha bidang pertanian kembali dilirik generasi muda, terutama dari kalangan petani.

NANANG SUTISNA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

13 menit lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.


Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

22 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.


Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron memberikan keterangan kepada wartawan terkait gugatannya terhadap UU KPK ke Mahkamah Konstitusi (MK), di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 15 November 2022. Nurul Ghufron menggugat UU KPK ke MK terkait batas umur minimal pimpinan KPK. TEMPO/Muhammad Ilham Balindra
Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.


Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi di Kementerian Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 29 April 2024. Tim Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan). TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?


Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.


Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

4 hari lalu

Pekerja tengah memilah bawang merah di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut lonjakan kemungkinan terjadi akibat para pedagang pasar belum kembali dari mudik Lebaran 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.


Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

4 hari lalu

Terdakwa kasus pemerasan dan gratifikasi Syahrul Yasin Limpo (tengah) berjalan meninggalkan ruangan usai mengikuti sidang pembacaan eksepsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024.  ANTARA/Rivan Awal Lingga
Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

9 hari lalu

Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan menyaksikan sidang putusan praperadilan Firli Bahuri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

10 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.