TEMPO.CO, Ciamis - Keluarga Daeng Stanzah dan istrinya Ifah Syarifah menghilang sejak Januari 2015. Menurut Kepala Dusun Sindang, Euis Herawati, keluarga ini sudah tak terlihat sejak awal tahun ini. "Januari sudah nggak ada lagi," katanya saat ditemui Tempo, Selasa sore, 17 Maret 2015.
Keluarga Stanzah ditangkap aparat Turki. Mereka merupakan bagian dari 16 WNI yang ditangkap karena kedapatan mencoba menyeberang ke Suriah dengan jalur yang sering digunakan simpatisan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Mereka tercatat sebagai warga Dusun Sindang, Desa/Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada September 2014. Sebelumnya, keluarga ini disebut-sebut tinggal di daerah Jakarta.
Stanzah, Ifah, dan dua anaknya diduga menyeberang ke Turki dengan memanfaatkan biro perjalanan umrah. Menurut Euis, mereka baru mengurus kartu keluarga pada akhir tahun lalu, untuk persiapan umrah. Padahal pasangan ini sudah menikah sejak 2007. "Menikah tahun 2007, tapi tidak menetap di (Dusun) Sindang," kata Euis.
Menurut dia, Stanzah mengurus sendiri kartu keluarga mulai dari RT sampai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kartu keluarga itu, kata Euis, untuk persiapan ibadah umrah. "Dia bilang untuk persiapan (umrah)," ujarnya. Namun Eusi tak mengetahui pasti, kapan mereka melaksanakan umrah.
Komandan Kodim 0613 Ciamis Letnan Kolonel Ruddy Jan Pribadi membenarkan ada lima warga Ciamis yang ditangkap aparat Turki. Lima warga tersebut merupakan bagian dari 16 WNI yang ditangkap di Turki. "Ya, betul," kata Ruddy saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa, 17 Maret 2015.
Kelima warga tersebut terdiri dari empat orang berasal dari Kecamatan Rancah dan satu orang dari Kecamatan Pamarican. Empat orang dari Rancah merupakan satu keluarga.
CANDRA NUGRAHA