TEMPO.CO, Cianjur - Nama Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (Garis) Chep Hernawan mencuat lagi. Gara-garanya, Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti menyebutkan keberangkatan 16 warga negara Indonesia yang ditangkap pemerintah Turki lantaran hendak menyeberang ke Suriah dibiayai orang Indonesia.
Badrodin memang tidak menyebutkan nama si penyandang dana keberangkatan WNI yang akan bergabung dengan ISIS ini. Tapi Chep mengaku sudah memberangkatkan 156 warga Indonesia ke Suriah untuk berperang di bawah bendera ISIS. “Ya, sekitar Rp 1 miliarlah,” katanya saat ditanya Tempo tentang total duit yang dikeluarkannya untuk memberangkatkan para WNI di rumahnya di Jalan Aria Wiratanu Datar, Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Menurut Chep, ia memberangkatkan bakal anggota milisi ISIS itu secara bertahap sejak April tahun lalu. Ia menyatakan tak merekrut mereka. “Mereka yang datang sendiri ke sini untuk diberangkatkan,” katanya.
Siapakah Chep? Ia pernah menghebohkan saat menawarkan lahan seluas 1 hektare di Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sebagai lokasi pemakaman terpidana mati kasus bom Bali, yakni Amrozi cs. "Tanah itu milik keluarga saya," ujar Chep pada 2008.
Di sekitar Jawa Barat, nama Chep Hernawan mencuat lewat aksi-aksinya bersama lembaga swadaya masyarakat Garis yang dipimpinnya. Putra sulung Ahmad Syafe'i, atau lebih dikenal dengan nama Haji Dapet (almarhum), ini mengaku melanjutkan garis jihad yang dirintis sang ayah, yang disebutnya terlibat dalam kerusuhan Tanjung Priok pada 1984.
Bersama Garis, Chep kerap "menyapu" tempat hiburan malam di Cianjur, seperti warung remang-remang dan toko yang menjual minuman keras. Ia juga rajin melakukan aksi untuk menuntut penutupan Gereja Yasmin di Bogor empat tahun lalu.
Saat ramai pemberitaan pembentukan ISIS, Chep tiba-tiba mengaku sebagai pemimpin ISIS regional Indonesia. Tak lama kemudian, ia mengundurkan diri dari jabatan itu atas perintah Ketua Majelis Mujahidin Indonesia Abubakar Ba'asyir.
Chep mengaku punya modal uang untuk memimpin ISIS Indonesia. Pengusaha yang dikenal di Cianjur dengan sebutan Chep Dapet ini mempunyai berbagai usaha yang dikelolanya bersama keluarganya. Dia terkenal sebagai pengusaha rongsokan terbesar di Cianjur. Dia juga memiliki pabrik pengolahan limbah plastik yang cukup besar di samping rumahnya.
Selain itu, dia memiliki bisnis galian pasir di beberapa tempat dan penggilingan padi sekaligus usaha jual-beli beras. Chep juga sering mendapatkan proyek-proyek pembangunan dari pemerintah dan swasta.
"Keuntungan dari usaha-usaha itu, ditambah aset menguntungkan peninggalan orang tua saya, digunakan untuk kegiatan organisasi dan aksi penegakan syariat Islam. Keluarga, baik anak-istri maupun adik-adik saya, tidak pernah melarang setiap tindakan yang saya lakukan. Mereka juga tidak merasa khawatir karena percaya kepada saya," tuturnya.
Sebagai sulung dari lima bersaudara, Chep mengaku tak pernah mengajak atau melibatkan adik-adiknya dalam aktivitas Garis. "Adik-adik saya mah jadi pengusaha di Cianjur saja," ucapnya.
DEDEN ABDUL AZIZ