TEMPO.CO, Jeneponto - Warga asal Kampung Paranglabbua, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Haruna Daeng Mangka, 45 tahun, tewas mengenaskan setelah dibantai sekelompok pria bertopeng pada Sabtu dinihari, 14 Maret 2015.
"Sejumlah saksi sudah kami periksa. Kami berjanji akan mengungkap tuntas kasus ini," kata Kepala Kepolisian Resor Jeneponto Ajun Komisaris Besar Polisi Joko Sumarno, Minggu, 15 Maret 2015.
Haruna, Kepala Dusun Bulukunyi, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, tewas seketika dengan luka parah pada bagian kepala kiri dan kanan, tangan kanan, serta pergelangan tangan kanan yang putus. Selain itu, Haruna mengalami luka terbuka di punggung kaki kanan dan kiri, betis kiri, serta luka terbuka paha kanan dan kiri.
Pembunuhan sadis itu bermula saat kelompok pria bertopeng berjumlah 12 orang mendatangi korban sekitar pukul 02.00 Wita. Korban saat itu sedang menginap di rumah kerabatnya, Sakaring Daeng Mile, 37 tahun.
Pelaku datang dengan menggunakan mobil Toyota Avanza hitam tanpa dilengkapi nomor polisi dan langsung mendobrak pintu rumah. Enam orang di antaranya berusaha mencari korban di dalam rumah, sementara yang lain berjaga di teras.
Pelaku sempat dihalau masuk oleh Sakaring. Namun pelaku mengancam dengan sebilah parang dan badik lalu menyuruh pemilik rumah keluar ke teras.
Pelaku pun akhirnya menemukan Haruna sedang bersembunyi di salah satu sudut ruangan rumah panggung milik Sakaring. Enam pelaku tersebut langsung membantai Haruna dengan sebilah parang, bambu runcing, dan batu gunung hingga korban tewas.
Polisi yang datang ke tempat kejadian perkara langsung mengidentifikasi korban dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Daeng Pasewang Jeneponto.
Saat ini korban telah dikebumikan di kampung halamannya, Kampung Paranglabbua, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar.
AWANG DARMAWAN