TEMPO.CO, Pontianak - Tari Arizona meninggal dengan kondisi mengenaskan. Jasad janda berusia 25 tahun itu ditemukan pada Rabu, 11 Maret 2015, pukul 07.24, di kediamannya oleh Jaka Suryana, yang juga paman Tari. “Saya sudah curiga karena pintu rumah tidak tertutup, begitu juga pagar. Terlebih ada darah berceceran di tangga, setelah masuk saya lihat korban dalam posisi tertelungkup,” kata Jaka kepada polisi, Rabu, 11 Maret 2015.
Kepala Kepolisian Sektor Pontianak Selatan, Komisaris Polisi Dudung Setyawan, mengatakan, timnya masih mengumpulkan keterangan para saksi di lapangan. Termasuk beberapa saksi di tempat kerja yang bersangkutan. “Belum diketahui apakah ini pembunuhan dengan alasan perampokan atau motif lainnya,” kata Dudung. Perempuan cantik ini, kata Dudung, sebelumnya memang sudah sering berurusan dengan Kepolisian.
Perburuan polisi menemui titik terang pada Jumat, 13 Maret 2015. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Pontianak, Komisaris Polisi Andi Yul, menjelaskan beberapa titik terang sudah ditemukan oleh tim penyidik. Kepolisian tinggal menghubungkan titik-titik itu dengan mencari alat bukti yang mendukung analisa penyidik. Namun ia enggan mengungkap rinciannya. “Takut mengganggu proses penyelidikan,” ujarnya.
Dari penelusuran Tempo, setidaknya ada enam fakta yang terungkap dari proses penyelidikan Kepolisian. Berikut ini sejumlah fakta terkait kematian pegawai negeri sipil di Pengadilan Tinggi Pontianak itu:
1. Selimut, Lakban, dan Tali
Penyidik Kepolisian menemukan jasad Tari dalam posisi tertelungkup dengan kepala yang berlumuran darah. Mulut korban di lakban, bahkan gulungan lakban yang tidak dipotong masih menempel di bagian belakang kepalanya. Tangan korban juga diikat ke belakang. Bahkan, Tari ditemukan nyaris tanpa busana. Ia tidak mengenakan baju atasan dengan hanya menggunakan penutup dada saja.
Tubuh Tari ditemukan dibelakang kursi ruang tamu dan ditutupi dengan selimut tebal, yang diduga milik korban. “Istri saya, bibi Tari, sangat mengkhawatirkan keberadaan Tari karena Selasa malam saat ditelepon berkali-kali, dia tidak juga mengangkat. Pagi ini saya ingin melihat keadaannya,” Jaka Suryana, paman korban. Jaka meminta pertolongan tetangga yang langsung menghubungi Polsek Pontianak Selatan.
2. Alat Pembunuh
Penyidik Kepolisian menemukan alat yang diduga menjadi senjata pembunuh Tari. Sebuah balok kayu berlumur darah ditemukan di bawah tangga, yang spesifik dengan darah korban dan luka di kepala korban. “Senjata tajam yang belum ditemukan. Korban meninggal dengan luka akibat benda tajam dan benda tumpul,” kata Andi Yul, kepada Tempo, Kamis, 12 Maret 2015.
Hasil otopsi terhadap Tari yang diperoleh Tempo menunjukkan, polisi menemukan sedikitnya ada lima luka akibat senjata tajam, beberapa pukulan benda tumpul, cekikan di lehar dan memar-memar di tubuh. Namun, tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan seksual di jasad korban. Polisi memperkirakan waktu kematian Tari pada Selasa antara pukul 11.00 WIB hingga Rabu pukul 02.00 WIB.
Berikutnya: 3. Ribut-ribut Sebelum Terbunuh