TEMPO.CO, Surabaya - Satu di antara 16 warga negara Indonesia (WNI) yang hilang di Istanbul, Turki, adalah Ustman Mustofa Mahdamy. Ustman tercatat sebagai warga Ampel Cempaka Nomor 7 sampai 7A, Surabaya, Jawa Timur.
"Benar mas itu rumahnya. Tapi sebetulnya dia dari Surakarta," kata Ketua RT 01 Harun Said Umar kepada Tempo di rumahnya, Senin, 9 Maret 2015.
Harun menjelaskan bahwa pada 18 Februari 2013 Ustman mengajukan surat keterangan telah pindah dari alamat Jalan Makapten Mulyadi, RT 03 RW 10, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, kepada dia. "Jadi Pak Ustman sudah tinggal di sini selama 1,5 tahun," ujar Harun.
Akan tetapi, saat ini rumah yang menjadi warisan dari orang tua Ustman telah pindah kepemilikan sejak Desember 2014. Saat ini rumah tersebut telah berpindah tangan kepada orang lain. Akan tetapi Harun mengaku belum mengetahui siapa yang membeli rumah tersebut.
Di mata Harun, Ustman merupakan sosok yang sangat akrab dengan tetangganya. Beberapa kali Ustman, kata Harun, selalu bertanya kepada dia dalam hal penghijauan di kampungnya maupun soal pembangunan pagar pada pintu masuk jalan kampungnya.
"Dia itu sehari-harinya berjualan kitab agama. Sering ke luar kota juga. Jadi yang sering di rumah istrinya," kata Harun.
Ustman merupakan satu dari anggota rombongan tur yang berangkat pada 24 Februari 2015 dari Jakarta. Mereka terbang ke Turki dengan pesawat Turkish Airlines TK 67. Setibanya di Bandara Turkish International Ataturk, Istanbul, mereka menyampaikan kepada pimpinan rombongan bahwa mereka akan berpisah dari rombongan. Mereka berjanji kembali bergabung pada 26 Februari 2015 di Kota Pamukkale, Turki.
Ditunggu hingga tanggal yang dijanjikan, 16 peserta tur itu menolak untuk kembali bergabung dengan rombongan tur. Rombongan ini dijadwalkan pulang pada 4 Maret 2015 pukul 00.40 menggunakan Turkish Airlines TK 66. Namun 16 WNI memisahkan diri dan tidak muncul di bandara.
EDWIN FAJERIAL