TEMPO.CO, Bangkalan - Wakil Kepala Kepolisian Resor Bangkalan Komisaris Yanuar Herlambang mengatakan belum terungkapnya pelaku penembakan aktivis antikorupsi, Mathur Husairi, karena masih terkendala minimnya bukti.
Bukti yang dikantongi polisi, kata Yanuar, belum bisa memastikan siapa sebenarnya pelaku penembakan tersebut. "Terkendala, karena bukti masih minim," kata Yanuar, Senin, 9 Maret 2015.
Yanuar enggan menjelaskan bukti-bukti apa saja yang sudah dimiliki polisi. Namun dia memastikan bahwa penyelidikan tetap berjalan. Soal apa hasil penyelidikan tersebut, menurut Yanuar hanya Kepolisian Daerah Jawa Timur yang berhak menyampaikan. Alasannya, kasus tersebut telah dialihkan ke Polda Jawa Timur. "Kasusnya kami alihkan ke Polda Jawa Timur karena menjadi perhatian nasional," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Sulistiyono mengatakan polisi sedang memburu dua residivis yang diduga sebagai pelaku penembakan. Dua residivis tersebut dikenali Mathur melalui foto yang disodorkan polisi. Mathur tak menampik bahwa wajah orang di foto itu identik dengan pelaku penembakan kepada dirinya pada 2 Februari 2015.
Menurut Sulistiyono, Polda Jawa Timur pernah menggerebek dua lokasi yang dicurigai sebagai tempat persembunyian dua residivis itu, namun hasilnya nihil. "Tidak betul kalau kami tidak bekerja, cuma memang perkembangan penyelidikan tidak perlu selalu disampaikan ke media," ungkapnya.
Polisi pernah menangkap Ketua Komisi A DPRD Bangkalan Aldi Alfarizi alias Kasmu dan dua rekannya. Polisi mencurigai Kasmu sebagai otak penembakan terhadap Mathur. Apalagi sesaat sebelum ditembak, korban sempat bertemu Kasmu di Surabaya.
Namun belakangan polisi menangguhkan penahanan Kasmu karena hanya terbukti melakukan perbuatan asusila terhadap anak di bawah umur yang diketahui merupakan anak dari mantan istri pertamanya.
MUSTHOFA BISRI