TEMPO.CO, Bandung - Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) melaporkan majalah Tempo ke Badan Reserse Kriminal Kepolisian Mabes Polri. Ketua GMBI Fauzan Rachman mengatakan pelaporan ini untuk mengulik siapa yang membocorkan informasi mengenai aliran dana Komisaris Jenderal Budi Gunawan kepada Tempo.
GMBI menjadi sorotan karena selama sepekan persidangan praperadilan Budi Gunawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mereka selalu menggelar unjuk rasa. Organisasi ini didirikan pada 2002 oleh Fauzan.
Fauzan mengatakan selalu keras dalam mendidik anggota GMBI. Salah satu bekal yang harus dimiliki anggota adalah kemampuan bela diri. "Kami juga bisa debus," katanya dalam wawancara dengan Tempo pekan lalu.
Ia menuturkan bisa memutus kepala dan tetap hidup. "Mau ngeluarin peujit (bagian dalam tubuh) juga bisa," katanya. Menurut Fauzan, keahlian ini harus digunakan untuk kebaikan.
Fauzan tidak menyangkal ketika disebut klenik. Di ruang utama markas GMBI banyak motif harimau bertebaran. Bahkan, ada beberapa barang berbau mistis. Dia menyebut ruangan tersebut keramat.
Saking dikeramatkannya ruangan tersebut, Fauzan melarang untuk mengambil gambar. "Boleh kalau mau pulangnya diterkam macan," katanya.
Menurut cerita Fauzan, GMBI lahir di Gunung Puntang, Kabupaten Bandung. Lokasi tersebut terkenal akan tempat bertapanya. Fauzan mengatakan Mang Endin menjadi inspirasi kelahiran GMBI.
Fauzan menuturkan Mang Endin adalah imam besar Masjid Agung Banjaran. "Waktu mau meninggal dia kasih tahu jamnya," katanya. Menurut dia, Mang Endin meninggal dalam posisi bersila.
GMBI terkenal tak segan menggunakan fisik dalam aksinya. Di Jawa Barat, mereka pernah bentrok dengan pendukung bekas Bupati Garut Aceng Fikri. Fauzan tidak keberatan disebut mengedepankan fisik.
PERSIANA GALIH | SYAILENDRA