TEMPO.CO, Bandung - Perayaan Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret akan diperingati oleh masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Sejumlah aktivis perempuan yang menamai diri Perempuan Indonesia Anti Korupsi Bandung akan merayakan hari tersebut dengan kampanye mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Pelaksanaan peringatan Hari Perempuan Internasional akan dilaksanakan di 22 kota secara serempak," ujar Sely Martini, perwakilan Perempuan Indonesia Anti Korupsi Bandung, dari Indonesia Corruption Watch, Sabtu, 7 Maret 2015.
Sely berujar, di Bandung, peringatan Hari Perempuan Internasional ini akan diperingati dengan mengangkat isu perempuan sebagai tiang utama melawan korupsi.
Para perempuan menggelar aksi di halaman rumput sintetis Masjid Agung Alun-alun Kota Bandung, Minggu, 8 Maret 2015. Dalam acara yang bertajuk #makeithappen itu, mereka akan menampilkan 3.200 lembar kain perca yang telah dijahit dan akan dibentangkan di halaman Mesjid Agung. Setiap lembar kain diisi oleh masyarakat yang mendukung pemberantasan korupsi dengan mencantumkan dua telapak tangannya dalam satu lembar kain perca. Selain cap telapak tangan, mereka pun menuliskan satu kalimat yang berisi kampanye anti korupsi. Seperti "Say No To Corruption", "Save KPK", dan lainnya.
"Semua orang bisa menjadi pahlawan dan agen pemberantas korupsi," kata Sely.
Menurut dia, pemilihan tema korupsi dalam peringatan Hari Perempuan Internasional karena perempuan dianggap sebagai tokoh utama yang dapat mencegah terjadinya korupsi dalam keluarga.
"Sebagai ibu, perempuan merupakan pendidik utama dan penentu arah perkembangan keluarga termasuk penanaman nilai-nilai kehidupan dan kejujuran," ucap Sely. Menurut dia, banyak kasus korupsi yang melibatkan satu keluarga.
Sely mengatakan perempuan adalah auditor dalam keluarga, bisa mengontrol gaya hidup dalam keluarga. "Saatnya ibu-ibu yang merangkul dengan lembut anak-anaknya dan suami," ujarnya.
IQBAL T. LAZUARDI S