TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Nusa Tenggara Timur memprotes pernyataan Ketua DPR Setya Novanto yang menyebut gereja dan masyarakat sebagai pihak yang menghambat masuknya investor di wilayah itu.
"Masyarakat dan gereja-gereja di NTT harus menjatuhkan sanksi sosial terhadap Setya Novanto atas pernyataannya itu," kata Ketua Tim Pembela Demokrasi Indonesia Petrus Salestinus saat dihubungi Tempo, Kamis, 5 Maret 2015.
Kasus Novanto berawal dari seminar nasional bertema "Apakah NTT Jadi Gerbang Selatan Indonesia" di Gereja Koinonia, Kupang, pada 27 Februari 2015. Saat itu Novanto membawakan materi dan mengatakan bisnisnya banyak terhambat oleh protes masyarakat dan gereja setempat.
Novanto saat ini tengah membangun hotel di kawasan Labuhan Bajo, yang memicu protes dari gereja dan masyarakat NTT. Mereka khawatir hotel itu akan menutup kawasan wisata untuk masyarakat umum.
Menurut Petrus, pernyataan Novanto telah melukai rasa hormat, rasa nyaman, dan suasana kebatinan umat Kristen dan Katolik di NTT. "Sikap merendahkan gereja juga bisa dipicu oleh perasaan dan pemikiran bahwa semuanya telah dibeli oleh mereka yang punya uang, jadi seenaknya bicara seperti itu," ucapnya.
Bahkan, tutur Petrus, sikap Novanto mencari keuntungan bisnis di NTT telah menempatkan gereja-gereja dan masyarakat sebagai rival yang menghambat usaha bisnis investor, termasuk bisnis pribadinya. “Kita semua tahu berapa banyak yang dilakukan Novanto untuk NTT serta berapa besar dan banyaknya hasil yang diambil untuk mengisi pundi-pundinya membawa pulang ke Jakarta,” katanya.
Dia menjelaskan, sebagai Ketua DPR serta pengusaha yang sudah puluhan tahun mengambil keuntungan politik dan ekonomi dari NTT, Novanto telah memperlihatkan sikap dan perilaku yang sangat tidak terpuji. "Bahkan dapat digolongkan sebagai perbuatan tercela, karena menuduh gereja dan masyarakat NTT menghambat Investor tanpa menjelaskan secara rinci dan memberikan bukti-bukti apa saja bentuk dan cara gereja menghambat investor," ujarnya.
Petrus mengimbau Pemerintah Provinsi NTT tidak lagi memberi kesempatan untuk kegiatan apa pun kepada kelompok pengusaha dengan niat menggaruk seluruh kekayaan alam NTT. “Termasuk memberikan kesempatan untuk bisnis Setya Novanto.”
YOHANES SEO