TEMPO.CO, Sidoarjo -Menteri Sosial Kofifah Indar Parawansa mengklaim penyaluran beras miskin (raskin) mampu menurunkan sekitar 50-60 persen gejolak harga beras yang saat ini melonjak signifikan. “Dengan adanya raskin, bisa harga pasar turun 50-60 persen,” kata Khofifah usai meninjau beras raskin di gudang bulog Devisi Regional Jawa Timur di Desa Banjarkemantren Kecamatan Buduran Sidoarjo, Ahad, 1 Maret 2015.
Menurut Menteri, perlu re-desain penyaluran raskin kepada masyarakat. Re-desain itu bukan berarti meniadakan penyaluran raskin, tetapi mengatur ulang apakah penerima raskin akan disatukan dengan Kartu Keluarga Sejahtera atau sebaliknya. “Jika keluarga itu dapat KKS, maka seharusnya dia dapat raskin.”
Namun, di berbagai tempat pembagian raskin malah dibagi rata oleh pemerintahan setempat, sehingga penerimanya lebih besar daripada yang terdaftar. “Akan kami bahas besok.”
Khofifah berjanji akan memperbaiki semua mekanisme penyaluran raskin hingga monitoring ke lapangan, supaya tujuan program raskin untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dapat terpenuhi. Ia juga berharap dengan tersalurnya raskin ini mampu mempengaruhi pasar supaya tetap stabil dan harganya tidak terus naik.
Menteri menjamin bahwa ketersediaan beras dan anggaran yang bersumber dari APBN masih sangat cukup untuk program raskin mendatang. “Tinggal bagaimana pemerintah daerah mempercepat distribusinya.”
MOHAMMAD SYARRAFAH