TEMPO.CO, Surabaya - Serbuan ulat bulu menyerang Kampung Kedinding Lor, Gang Flamboyan RT 19 RW 1, Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Setiap pagi dan malam, warga sibuk membersihkan rumah dan halaman dari ulat bulu.
"Sudah dua minggu ini kalau pagi ulatnya banyak merayap di tembok, tanaman, sampai masuk ke rumah," kata salah seorang warga, Mat Namri, 56 tahun, saat ditemui Tempo, Rabu, 25 Februari 2015.
Keluhan juga disampaikan Abidin, 53 tahun. Perempuan yang aktif dalam kegiatan pembinaan kesejahteraan keluarga ini bahkan mendapati ulat bulu menempel pada pakaiannya. Tak sedikit pula yang masuk ke rumah. "Saya pas tiduran, tahu-tahu ulat bulunya jalan di sebelah saya," ujarnya.
Abidin akhirnya harus merelakan tanaman di rumahnya dibabat habis agar tidak dihuni ulat bulu. Sebab, di tanaman pucuk merah yang ada di pekarangannya, ia mendapati 25-50 ulat bulu. "Saya enggak berani, akhirnya manggil orang (untuk membersihkan)," katanya.
Menurut sejumlah warga setempat, serangan ulat bulu mengganas waktu pagi. Ratusan ulat bulu itu menggelantung di kabel dan berjatuhan. Sebelumnya, kampung ini kedatangan lipan. Tapi, sejak dua pekan lalu, giliran ulat bulu yang mengganggu warga.
Mat Namri, salah satu warga, menuturkan ulat bulu biasanya muncul saat musim hujan. Tapi pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah ulat yang muncul tidak terlalu banyak. Baru tahun ini ulat bulu muncul sangat banyak. Beberapa warga pun mengalami gatal-gatal karena tidak sengaja terkena ulat bulu.
Hingga kini belum ada tindakan dari Kecamatan Kenjeran ataupun Dinas Pertanian Surabaya. Warga hanya bisa memberantas ulat ini secara manual. "Ya, dibersihkan sendiri, diguntingi atau diinjak," ujar Namri.
Soleh, warga yang sering dimintai bantuan untuk membasmi ulat bulu, menggunakan semprotan insektisida. Sejauh ini, penyemprotan itu agak meredakan serbuan ulat, kendati tidak dapat membabat habis bakal kupu-kupu itu. "Kemarin saya semprot sekampung, karena banyak yang mengeluh," kata kakek 84 tahun ini.
Kelurahan Tanah Kali Kedinding kerap menjadi sasaran serbuan serangga. Pada Desember tahun lalu, tempat ini diserbu serangga tomcat. Saat itu, Tomcat menyerang Rumah Susun Tanah Merah hingga para penghuninya mengalami bengkak dan demam tinggi akibat tersengat serangga itu.
AGITA SUKMA LISTYANTI