TEMPO.CO, Bogor - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor, Suharto, mengatakan jalan utama di sekitar Istana dan Kebun Raya Bogor akan dibuat menjadi satu jalur searah jarum jam. “Kami mulai mengatur rute angkutan umum, manajemen lalu lintas, termasuk menata pedagang kaki lima,” kata Suharto kemarin.
Nantinya, kendaraan akan melaju dari Jalan Jalak Harupat, Jalan Pajajaran, Jalan Otto Iskandar Dinata, dan Jalan Juanda. Suharto menjelaskan pengubahan arus lalu lintas belum diterapkan sekarang karena masih perlu sosialisasi.
Rencana perubahan arus lalu lintas muncul setelah Presiden Joko Widodo memutuskan lebih sering bekerja di Istana Bogor mulai Senin kemarin. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengatakan, dalam sepekan, Presiden akan berkantor di Istana Bogor sekitar 2-3 kali. “Beliau merasa nyaman dan aman di sini,” ujarnya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Kota Ajun Komisaris Irwandi meminta pemerintah daerah mematangkan konsep satu jalur tadi. Menurut dia, satu catatan penting sebelum aturan itu diberlakukan adalah perbaikan rute dan beberapa jalur alternatif di sekitarnya. “Benahi dulu jalur penunjangnya.”
Rencana penerapan jalur searah jarum jam ini ditentang sejumlah warga Kota Bogor. Seorang sopir angkutan kota 02 rute Sukasari-Bubulak, Rohman, 36 tahun, menilai kebijakan itu memaksanya menempuh rute lebih jauh dan melewati sejumlah titik macet. Lagi pula, jika aturan ini diberlakukan, sedikitnya ada tiga rute angkutan yang bersinggungan.
Seorang warga, Nanda, 25 tahun, juga mengeluhkan rencana tersebut karena membuat waktu tempuh dari rumahnya ke kantor menjadi lebih lama. “Ini pasti menyulitkan masyarakat,” tuturnya.
Saat kulonuwun kepada Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Jokowi berpesan agar kehadirannya jangan sampai merepotkan masyarakat. “Intinya, Presiden ingin mengenal Kota Bogor dan bersilaturahmi dengan warga,” kata Bima Arya menirukan ucapan Jokowi.
M. SIDIK PERMANA