TEMPO.CO, Pontianak - Kompleks Pasar Kota Singkawang, Kalimantan Barat, tutup pada hari Imlek, Kamis, 19 Februari 2015. Mayoritas pedagang yang merupakan warga Tionghoa melakukan silaturahmi dengan orang yang dituakan di keluarganya.
“Kami tutuplah. Mau silaturahmi dengan keluarga,” kata Anton Edianto, 29 tahun, pemilik butik di Jalan Sejahtera, Singkawang, Kamis.
Hari pertama Imlek ini, warga Tionghoa di Singkawang masih melakukan ritual sembahyang memanjatkan doa di kelenteng-kelenteng. Ritual doa tahun baru ini, dilakukan pada malam Imlek, hingga sore pada hari pertama Imlek.
Aktivitas perniagaan di wilayah Pasar Kota Singkawang ditiadakan. Anton mengatakan, berhentinya aktivitas ini akan terjadi hingga Imlek hari ke tiga.
Sementara itu, Klenteng Tri Darma Bumi Raya yang berada di kawasan pertokoan, pada pagi Imlek masih dipenuhi dengan warga sekitar yang berdoa. Bau dupa, menghambur ke penjuru pasar. Di Pasar Kota Singkawang, dan beberapa kawasan pecinaan, masih terdapat sisa-sisa bakaran petasan dan kembang api.
Saat pergantian tahun, kata Anton, masyarakat Tionghoa mempercayai bunyi dari petasan dan kembang api selain memberikan kesan meriah, juga menakuti unsur-unsur jahat yang mendekat.
“Kami harapkan tahun ini baik. Pertanda baik, menjelang imlek di Kota Singkawang turun hujan. Hujan tanda rejeki turun menurut orang Tionghoa,” kata Elizabeth Yew (22), seorang pengunjung Vihara tersebut.
ASEANTY PAHLEVI