TEMPO.CO, Surabaya - Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya mulai menyelidiki hilangnya dua ekor burung jalak Bali (Leucopsar rothschildi) koleksi Kebun Binatang Surabaya. "Ini masih mau mulai (mencari petunjuk dan bukti)," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Sumaryono, Senin, 9 Februari 2015.
Sehari sebelumnya, polisi sudah memeriksa sangkar breeding jalak Bali di Kebun Binatang Surabaya dan ditemukan kerusakan seperti bekas dibuka paksa. "Sangkarnya memang dirusak," kata Sumaryono.
Namun Sumaryono belum menyimpulkan rusaknya sangkar itu memang sengaja untuk mencuri jalak Bali ataukah ada motif lain. Untuk sampai pada kesimpulan, kata dia, polisi masih membutuhkan berbagai petunjuk dan bukti.
Salah satu petunjuk yang dicari polisi adalah rekaman closed-circuit television. Semula Sumaryono hendak mengambil rekaman CCTV itu pada Senin siang, bersamaan dengan pemanggilan beberapa pegawai kebun binatang yang diduga mengetahui pencurian tersebut. Namun saksi-saksi yang dipanggil tidak datang sehingga rekaman CCTV pun batal didapat.
Menurut Sumaryono, sebenarnya penyidik telah memeriksa tiga saksi, yaitu Kepala Seksi Aves dan Reptil, Siran, beserta dua keeper. Saat ditanya apakah hilangnya dua ekor jalak Bali itu ada kaitannya dengan pencurian satwa yang sama beberapa waktu lalu, Sumaryono belum berani memastikan.
Sebelumnya, Kebun Binatang Surabaya kehilangan dua ekor jalak Bali. Burung berjenis kelamin jantan dan betina itu diduga dicuri dari kandang breeding antara Jumat, 6 Februari 2015, atau Sabtu, 7 Februari 2015.
AGITA SUKMA LISTYANTI