Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Istilah Pantas untuk Kawasan Keraton Yogya

image-gnews
Komplek Keraton Yogyakarta.(TEMPO/ARBOW)
Komplek Keraton Yogyakarta.(TEMPO/ARBOW)
Iklan

TEMPO.CO , Yogyakarta : Rencana pemerintah Yogyakarta menjadikan kawasan jeron beteng (komplek di dalam beteng) Keraton Yogyakarta, seperti kota tua di kawasan Jakarta dikritik pegiat cagar budaya. Lantaran konsep kota tua dinilai sebagai bentuk plagiat dari kota-kota tua yang sudah ada.

"Kalau keraton ya keraton saja. Bukan kota tua. Kesannya plagiat," kata Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya) Johanes Marbun kepada Tempo, Senin 26 Januari 2015.

Penataan kawasan jeron beteng yang merupakan bagian dari kawasan cagar budaya Keraton Yogyakarta, menurut Johanes, tidak hanya berupaya menonjolkan kembali bagian terpenting dari kawasan tersebut. Atau tidak pula melakukan konservasi untuk mengembalikan kawasan tersebut, pada kondisi dan bentuk semula. Melainkan penataannya harus mempertimbangkan kondisi sosial jeron beteng saat ini.

"Kalau dulu kan hanya keraton dan tembok saja. Makanya kini perlu komunikasi dengan publik," kata Johanes.

Dia menjelaskan, kawasan tersebut masuk menjadi kawasan cagar budaya kategori living monument yang ditetapkan Gubernur DIY pada 2011. Saat ini tengah diusulkan sebagai warisan dunia.(Baca : Pemerintah Yogya Diminta Cepat Tata Malioboro)

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjelaskan, penataan kawasan jeron beteng menjadi utama karena merupakan satu kesatuan revitalisasi kawasan Malioboro. Sebelumnya, penataan yang dilakukan berkaitan dengan kawasan transportasinya.

"Kami ingin memunculkan lagi bangunan pojok beteng yang sebelah utara dan timur. Biar kelihatan," kata Haryadi saat ditemui di bangsal Kepatihan Yogyakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Haryadi, pojok beteng itu tertutup oleh bangunan milik warga. Rencananya, pemerintah akan membeli bangunan di sekitarnya untuk mewujudkan kembali bentuk beteng. "Bukan pembebasan ya, tapi pengadaan,"kata Haryadi.(Baca : Yogyakarta Bicara Hotel dan Kampung di Belakangnya)

Bangunan-bangunan di kawasan itu juga akan disesuaikan, dengan aturan berkaitan dengan pembangunan kawasan cagar budaya yang menunjukkan ciri budaya tertentu. Sedangkan soal istilah penyebutan kawasan tersebut, Haryadi tak ambil pusing."Kalau menurut saya, ya kawasan jeron beteng saja," kata Haryadi.

Revitalisasi kawasan tersebut merupakan kerja sama pemerintah kota Yogyakarta dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada 2015, pemerintah Yogyakarta mendapatkan kucuran dana keistimewaan senilai Rp 34,4 miliar. Dana tersebut meliputi Rp 29,9 miliar untuk kebudayaan dan Rp 4,5 miliar untuk penataan ruang.

PITO AGUSTIN RUDIANA


Berita Terpopuler
KPK-Polri, Samad: Apa yang Jamin Saya Selamat...? 

Ini Alasan Moeldoko Mengirim TNI Menjaga KPK 

Jagoan Hukum ke Istana, Jokowi Bikin Tim Khusus

Jokowi Bikin Tim, Ada 7 Keanehan Kasus Bambang KPK

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

7 hari lalu

Penandatanganan Kontrak Konstruksi Fisik Pembangunan Museum Kawasan Cagar Budaya Nasional  Muara Jambi/Istimewa
Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.


Cerita dari Kampung Arab Kini

15 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

18 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

54 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

59 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Ahli waris dari korban Tragedi Rawagede membersihkan makam keluarganya saat peringatan peristiwa Tragedi Rawagede di Desa Balongsari, Karawang, Jawa Barat, Selasa, 11 Desember 2018. Acara ini dihadiri para ahli waris untuk mengenang keluarganya yang menjadi korban. ANTARA/M Ibnu Chazar
Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.


Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Seorang warga duduk di pelataran rumah bergaya arsitektur Majapahit di Desa Bejijong, Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, 10 Maret 2016. Kampung Majapahit merupakan proyek Pemprov Jatim dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. ANTARA/Ismar Patrizki
Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?