TEMPO.CO, Kumai - Tim evakuasi gabungan Badan SAR Nasional (Basarnas) belum juga bisa melakukan pengangkatan badan pesawat Air Asia QZ8501 hingga hari ke-25 ini. Di tengah proses pengangkatan badan pesawat, tim Basarnas mengalami kendala lain.
Penanda lokasi (mooring buoy) yang telah dipasang di delapan titik koordinat serpihan bagian-bagian pesawat yang jatuh di perairan Selat Karimata pada 28 Desember 2014 itu kini hilang. (Baca pula: Infografis Kronologi Jatuhnya Air Asia QZ8501.)
"Kondisi saat ini sudah ada beberapa buoy yang kami pasang hilang karena terbawa arus laut. Kemungkinan talinya putus karena arus kencang dan angin," kata Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama TNI S.B. Supriyadi di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kalimantan Tengah, Rabu, 21 Januari 2015. (Baca pula: Tim Evakuasi Air Asia Diminta Waspadai Hujan.)
Dari delapan penanda lokasi yang telah dipasang, ada tujuh yang hilang. Karena itulah, kata Supriyadi, tim evakuasi akan melakukan pengecekan ulang apakah serpihan bagian pesawat di dasar laut ikut bergeser dari titik awal.
"Titik koordinatnya kami sudah ada, sekarang kami akan deteksi lagi berapa yang bergeser, berapa meter bergesernya, dan ke arah mana. Dengan demikian, titik yang dituju benar-benar tercapai," ujarnya. Pengecekan ulang serpihan bagian-bagian pesawat akan dilakukan lewat side scan untuk mengetahui posisi terbaru.
Hari ini tim evakuasi kembali melakukan penyelaman untuk proses pengangkatan badan pesawat. Total ada 19 lifting bag atau balon yang telah disiapkan yang bisa mengapungkan beban hingga 224 ton.
"Tapi kemungkinan hanya empat yang akan dipakai karena berat badan pesawat diperkirakan 30 ton," katanya. Setiap balon bisa mengangkat beban hingga 12 ton. Sebelumnya, Basarnas berhasil mengangkat ekor dengan cara yang mirip. (Baca pula: infografis: Kronologi Ditemukannya Ekor Pesawat Air Asia QZ8501.)
Selain itu, Basarnas telah menyiapkan alat-alat pendukung seperti tali dan logistik untuk penyelaman. Para penyelam masih berupaya mencapai badan pesawat yang berada pada kedalaman 28 meter bawah laut untuk melakukan pengukuran sekaligus mencari jasad korban yang diperkirakan masih berada di dalam kabin.
Bila ditemukan jasad baru, identifikasi korban akan menjadi tantangan tersendiri. (Baca pula: Tim DVI Korban Air Asia Gunakan Teknik Super Impose.)
ROSALINA
Berita lainnya:
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar