TEMPO.CO , Surabaya: Sengketa aset masih menjadi kendala pengelolaan Kebun Binatang Surabaya oleh Perusahaan Daerah Taman Satwa. Meski sudah mengantongi izin Lembaga Konservasi dari Kementerian Kehutanan, tapi ruang gerak PDTS masih terbatas. (Baca:Direktur Mundur, Bonbin Surabaya Kemelut Lagi?)
Ketua Badan Pengawas KBS Hery Purwanto mengatakan peraturan daerah memberikan otoritas manajemen kepada Badan Pengawas dan direksi untuk mengelola aset KBS di atas tanah. "Kan kalau tanah asetnya Pemkot, kalau satwa asetnya negara," kata Hery kepada Tempo, Jumat 9 Januari 2015.
Tapi ternyata pengurus lama yang tergabung dalam Perkumpulan Kebun Binatang Surabaya masih mempersoalkan kepemilikan aset yang kemudian mendapat legalitas dari Mahkamah Agung. Perkumpulan yang diketuai Stany Soebakir mengklaim seluruh bangunan yang berdiri di atas tanah merupakan aset perkumpulan. Hanya tanah seluas 15 hektare yang dipunyai Pemerintah Kota. (Baca:Tukar Satwa KBS, Polisi Periksa Ahli Konservasi)
Walhasil, Perusahaan Daerah dan Badan Pengawas tidak memiliki otoritas atas kandang, kantor dan gudang di KBS. "Kami tidak bisa melakukan apa-apa. Bangunan yang berdiri di atas KBS akhirnya status quo." ujarnya.
Dengan demikian, jika PDTS dan Badan Pengawas akan dinyatakan salah jika mengubah atau melakukan sesuatu terhadap kandang satwa. Di sisi lain, jika tidak ada perbaikan maka satwa ataupun pengunjung akan terancam.
Namun Hery berpendapat lain. Setelah Kebun Binatang Surabaya diserahkan dari Belanda ke Perkumpulan Kebun Binatang Surabaya pada 1950, seluruh satwa sudah dilengkapi kandang. Artinya keberadaan kandang satu paket dengan satwa.(Baca:Hasil Pembahasan DPRD Ihwal Singa Mati di KBS)
Direktur PDTS KBS Ratna Achjuningrum mengakui kendala itu. Ia pun bersiasat. Perbaikan tetap dilakukan tanpa mengubah fisik kandang. PDTS misalnya melakukan pengkayaan terhadap kandang sejumlah satwa. Seperti menambah pepohonan di kandang Orangutan agar satwa tersebut lebih nyaman. "Jadi kami melakukan cara lain tapi tanpa membongkar aset," ujarnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Terpopuler
Heboh, Dosen IAIN Ajak Mahasiswa Belajar di Gereja
'PNS Seksi' di Kota Bekasi Ditegur
Penyelam Belut Air Asia Jumpa Hiu: Assalamualaikum
Makam Imam Nawawi di Suriah Diledakkan Milisi