TEMPO.CO, Bangkalan - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi turun ke Kabupaten Bangkalan, Kamis, 4 Desember 2014. Mereka menelusuri berbagai aset milik Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan Fuad Amin Imron yang diduga diperoleh dari duit suap selama dia menjabat Bupati Bangkalan dua periode. (Baca berita sebelumnya: KPK Sasar Anak Fuad Amin, Mata Rantai Penerima)
Berdasarkan pantauan Tempo, sebagian besar aset di Bangkalan yang ditelusuri KPK berupa rumah. Antara lain rumah megah dua lantai di Jalan Teuku Umar, bersebelahan dengan Bank Tabungan Negara. Saat rumah itu digeledah, di dalamnya tampak beberapa karyawan berseragam batik. "Rumah itu sudah lama dijadikan butik," kata Hasan, warga sekitar rumah tersebut.
Selain rumah di Jalan Teuku Umar, KPK juga menyambangi sebuah rumah berpagar hijau di Jalan KH Mohammad Kholil. Rumah tersebut terletak persis di seberang Pondok Pesantren Demangan. Beberapa orang yang memakai rompi cokelat KPK berbincang-bincang dengan penghuni rumah. (Baca: Hitung Duit Fuad Amin, KPK Butuh Waktu Tujuh Hari)
Terakhir, KPK mendatangi kediaman pribadi Fuad Amin di Kampung Saksak, Kelurahan Kraton. Di rumah inilah Fuad Amin ditangkap penyidik KPK pada Selasa dinihari, 2 Desember 2014. Penggeledahan oleh tim KPK ini mendapat pengamanan ketat dari pasukan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Sabhara Kepolisian Resor Bangkalan. "Rumah ini sepi sejak Fuad ditangkap KPK," kata Suddin, warga sekitar.
Menurut seorang perwira polisi, rumah bergaya Eropa ini ditinggali keluarga Fuad Amin, termasuk istri mudanya, Siti Masnuri. Kedatangan penyidik KPK tersebut membuat penjaga rumah Fuad Amin kabur karena ketakutan. "Seisi rumah kaget waktu polisi datang. Saya bilang, 'Tidak apa-apa, tenang saja,'" kata perwira polisi tersebut. (Baca juga: Hitung Duit Fuad Amin, KPK Butuh Waktu Tujuh Hari)
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler:
Gubernur FPI Ngarep Sumbangan Warga
Gubernur FPI Siap Duel dengan Nikita Mirzani
Cerita Ahok tentang Hantu dan Setan Buta Huruf
Menteri Susi Tak Bantah Nilai Perusahaannya Rp 1 T
Mata-matai Pencuri Ikan, Susi Diprotes Dirjennya