TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat mempertanyakan proses seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang dilakukan panitia seleksi. Mereka menilai proses pemilihan yang telah berlangsung tak transparan. “Harus ada pemilihan ulang,” kata anggota Komisi dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, Wihadi Wiyanto, dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Hukum di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 24 November 2014. (Baca: Capim KPK, SBY Kirim Nama Roby dan Busyro ke DPR)
Hal senada juga disampaikan anggota komisi dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Ali Umri. Menurut Ali, proses seleksi yang meloloskan dua calon pimpinan KPK itu tak bisa dipertanggungjawabkan karena dilakukan di bawah Menteri Hukum yang lama, Amir Syamsuddin. “Itu dulu keputusan presiden dan DPR lama, padahal kami yang baru juga perlu tahu," kata Ali. (Baca juga: Menteri Yasonna Tak Hadiri Rapat di DPR)
Ali mengatakan masyarakat perlu mendapat penjelasan yang gamblang mengenai alasan dan pertimbangan panitia seleksi meloloskan Busyro Muqoddas dan Roby Arya Brata. Karena itu Ali meminta panitia seleksi menggelar kembali proses seleksi dan membatalkan pemilihan Busyro dan Roby. (Baca: Masyarakat Dipersilahkan Ikut Mengkritisi Calon Pimpinan KPK)
Selain menyorot terpilihnya Busyro dan Roby, Komisi juga mempertanyakan sepinya pendaftar seleksi calon pimpinan KPK. Anggota komisi dari Partai Golkar, John Kennedy Azis, menduga informasi pendaftaran calon pimpinan tak tersosialisasi dengan baik. “Kenapa sepi peminat padahal jabatan strategis,” ujar John. Dia juga mempertanyakan rekam Roby. “Kami tak mengenal sosok Roby karena namanya jarang di Internet."
Pertengahan Oktober lalu, panitia seleksi telah menyerahkan dua nama dari total 104 calon yang mendaftar dan mengikuti seleksi. Dua nama diserahkan pada presiden yang waktu itu masih dijabat Susilo Bambang Yudhoyono. Dua nama tersebut akan diseleksi oleh DPR untuk mengisi satu kursi pimpinan yang bakal ditinggalkan Busyro.
PUTRI ADITYOWATI
Berita Terpopuler
Warga Singapura Memuji Jokowi Presiden Masa Depan
Pengamat: Jokowi seperti Sinterklas
Jokowi atau Prabowo Presiden, BBM Tetap Naik
Salip Paus, Jokowi Masuk 10 Besar Voting TIME