Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masalah Kolom Agama di KTP bagi Penganut Penghayat  

image-gnews
Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP). ANTARAA/Seno S.
Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP). ANTARAA/Seno S.
Iklan

TEMPO.CO , Semarang: Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang menyatakan pencatuman kolom agama di kartu tanda penduduk telah memicu beberapa persoalan bagi kelompok minoritas penganut penghayat. Di antaranya anak-anak penghayat kepercayaan yang kerap mendapat diskriminasi dalam pendidikan agama.

Dalam mata pelajaran agama, siswa penganut penghayat dipaksa mengikuti agama Islam.  “Ini seperti mengadili keyakinan. Karena mereka penganut penghayat tapi diminta mengikuti pelajaran agama Islam,” kata Koordinator Divisi Advokasi eLSA, Yayan M Royani, di Semarang, Ahad, 9 November 2014.

Pernyataan Yayan ini menanggapi pernyataan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, yang menyatakan warga negara yang tidak menganut enam agama resmi pemerintah boleh mengosongkan identitas agama. Pernyataan ini kemudian memicu perdebatan, karena Tjahjo dianggap hendak menghapus kolom agama di KTP. (Baca juga: Menteri Tjahjo Ingin Aliran Kepercayaan Masuk KTP)

Yayan mengakui, ada sekolah yang sudah mulai terbuka kepada siswa penganut penghayat kepercayaan dengan memberikan kebijakan membolehkan tidak mengikuti pelajaran agama. Namun dalam ijazah, siswa tersebut tetap harus memilih satu dari enam agama. “Karena pendidikan agama penghayat tidak ada dalam rapor dan ijazah,” kata Yayan. (Baca juga: Penganut Maneges Cantumkan Kepercayaan di KTP)

Pencantuman kolom agama juga menuai persoalan terkait dengan pembangunan tempat ibadah atau sanggar bagi penghayat. Saat penganut penghayat kepercayaan mau mendirikan rumah ibadah namun, ditolak warga. Sebab, warga sudah tahu bahwa para penganut kepercayaan tersebut masih beridentitas agama di KTP. “Meskipun identitas agama dalam KTP itu bukan atas kehendak penghayat sendiri,” kata Yayan. 

Persoalan lain terkait dengan problem pencatatan perkawinan. Pencatatan perkawinan selama ini menjadi persoalan karena identitas agama di KTP. Meskipun aturan perkawinan bagi penghayat sudah ada namun, di lapangan masih ada problematika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yayan menyatakan aturan pencatatan perkawinan bagi penghayat salah satu syaratnya adalah adanya organisasi yang terdaftar dan mempunyai tetua adat. Nama tetua adat harus terdaftar di Kementerian Dalam Negeri dan punya sertifikat untuk menikahkan. Hasil pemantauan Elsa menemukan, tak semua penghayat berorganisasi dan ada tetua adat. Akibatnya, banyak penghayat yang tak bisa mencatatkan perkawinan.

ROFIUDDIN

Berita lain:
Pengusaha dan Pejabat Ini Sambut Jokowi di Beijing
Di APEC, Jokowi Promosi Visi Maritim Indonesia  
Guru Ngaji Ini Sodomi 27 Murid SD di Tasikmalaya  


 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Dorong SOKSI Konsolidasi Internal Organisasi

2 menit lalu

Bamsoet Dorong SOKSI Konsolidasi Internal Organisasi

Bamsoet meminta seluruh jajaran SOKSI merapakan barisan dan mendukung agenda-agenda kebangsaan.


Draf PPHN Rampung Dibuat, Bamsoet Temui Wapres ke-6 Try Sutrisno

12 menit lalu

Draf PPHN Rampung Dibuat, Bamsoet Temui Wapres ke-6 Try Sutrisno

Setelah Tri Sutrisno, kunjungan akan berlanjut ke semua tokoh yang pernah menjabat sebagai presiden.


Andien Sebut Perlunya Peran Orang Tua Membimbing Penggunaan Gawai pada Anak

13 menit lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Andien Sebut Perlunya Peran Orang Tua Membimbing Penggunaan Gawai pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah mengatakan orang tua berperan penting membimbing anak dalam penggunaan gawai.


Franz Magnis Wanti-wanti 3 Hal ini Terus Diperjuangkan Selama Pemerintahan Prabowo-Gibran

15 menit lalu

Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz Magnis-Suseno saat ditemui TEMPO di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 14 November 2023. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Franz Magnis Wanti-wanti 3 Hal ini Terus Diperjuangkan Selama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Franz Magnis Suseno menyampaikan tiga hal yang tidak boleh hilang di era pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming


EO Konser NCT Dream Bawa Ahli untuk Perawatan Rumput SUGBK Jelang Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026

15 menit lalu

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo saat ditemui di Kantor Kemenpora, Senin, 20 Mei 2024. TEMPO/Randy
EO Konser NCT Dream Bawa Ahli untuk Perawatan Rumput SUGBK Jelang Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Kata Menpora Dito Ariotedjo, pihak EO konser NCT Dream akan pastikan rumput SUGBK aman dipakai laga Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026.


Daftar ke PDIP, Bupati Sukoharjo Akan Kembali Maju di Pilkada 2024

19 menit lalu

Bupati Etik Suryani (memegang bendera) secara simbolis melepas keberangkatan truk pengangkut beras dari Program Bantuan Pangan Beras Tahap 2 yang akan disalurkan untuk KPM di wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin, 11 September 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Daftar ke PDIP, Bupati Sukoharjo Akan Kembali Maju di Pilkada 2024

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani akan kembali maju dalam kontestasi Pilkada Sukoharjo 2024. Etik resmi mendaftarkan diri ke PDIP.


Begini Wujud Taman Konservasi Mangrove yang Dipamerkan Jokowi kepada Delegasi World Water Forum ke-10

20 menit lalu

Presiden Joko Widodo bersama (kiri-kanan) Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri India Narendra Damodardas Modi, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Italia Giorgona Meloni dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengangkat cangkulnya usai menanam pohon mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai pada hari kedua KTT G20 Indonesia di Denpasar, Bali, Rabu 16 November 2022. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay
Begini Wujud Taman Konservasi Mangrove yang Dipamerkan Jokowi kepada Delegasi World Water Forum ke-10

Jokowi dan pemimpin negara peserta World Water Forum ke-10 mengunjungi taman konservasi Mangrove di Bali.


Dukung Pembalap Muda, Pertamina - Mandalika Racing Series Berkolaborasi

27 menit lalu

Dukung Pembalap Muda, Pertamina - Mandalika Racing Series Berkolaborasi

Ajang ini adalah bukti nyata bahwa dengan dukungan penuh dari seluruh masyarakat dan stakeholder, kita dapat membangun masa depan yang gemilang


Pesan Try Sutrisno untuk Prabowo: Jangan Tonjolkan Kejelekan di Publik, Apalagi Media

34 menit lalu

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) (kedua kiri), Wakil MPR RI Ahmad Basarah (kedua kanan), Wakil Ketua MPR RI Amir Uskara (kanan) mengunjungi Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno (kedua kanan) dalam rangka silahturahmi kebangsaan di kediamanya, Menteng, Jakarta, 20 Mei 2024. Bamsoet mengatakan safari politik tersebut untuk melakukan rekonsiliasi nasional setelah pemilihan Presiden 2024, MPR juga berencana akan mengunjungi Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri hingga Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). TEMPO/ Febri Angga Palguna
Pesan Try Sutrisno untuk Prabowo: Jangan Tonjolkan Kejelekan di Publik, Apalagi Media

Wapres me-6 RI Try Sutrisno memberikan pesannya untuk Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk lima tahun ke depan. Apa saja?


Pesan Dermatolog buat yang Suka Berjemur Sinar Matahari, Apa Saja yang Perlu Dipahami?

37 menit lalu

Ilustrasi wanita santai sambil berjemur sinar Matahari. Dan Kitwood/Getty Images
Pesan Dermatolog buat yang Suka Berjemur Sinar Matahari, Apa Saja yang Perlu Dipahami?

Dermatolog sudah mengingatkan risiko berjemur sinar matahari tapi orang tetap senang melakukannya. Berikut yang perlu dipahami.