Sunarno menambahkan, pelacakan juga perlu dilakukan pada mereka yang menumpangi mobil bersama pasien tersebut dari bandara menuju rumahnya di Madiun. Mobil yang ditumpangi oleh pasien itu sepulang dari bandara juga perlu diisolasi untuk sementara waktu agar virus yang menempel mati sebelum mobil digunakan lagi oleh orang lain. "Perkembangan penularan virus ebola dua pangkat N, artinya satu pasien berpeluang menulari dua orang lainnya dan seterusnya," katanya.
Yang paling penting, menurut dia, seluruh anggota keluarga dan tetangga pasien itu juga diisolasi untuk sementara waktu di rumah masing-masing. Seluruh perawat dan dokter di rumah sakit juga harus menerapkan pengamanan standar saat berinteraksi dengan pasien itu.(Baca:Awas Ebola, Puluhan TKI Baru Pulang dari Liberia )
"Seperti memakai pakaian pelindung rapat dan sekali pakai lalu dimusnahkan serta melakukan mandi klorin seusai bekerja," kata pakar penanggulangan bencana itu. "Symptom (gejala) berupa badan panas, mual, pusing, dan lainnya perlu rutin diamati pada mereka."
Dia berpendapat, apabila pasien di Madiun dan Kediri benar-benar tertular ebola, Indonesia kebobolan akibat kecerobohan penanganan buruh migran yang pulang kampung setelah bekerja di kawasan hutan di Liberia itu. Karena itu, dia mendesak pemerintah segera memperluas jangkauan sosialisasi mengenai ebola kepada publik. "Bisa dilakukan tanpa membuat panik publik. Sebab, prinsipnya, hanya menjelaskan karakter virus ini dan cara membatasi semua kemungkinan penularannya," katanya.
Sunarno juga menyarankan pemerintah segera membentuk prosedur operasi standar yang diberlakukan secara nasional untuk menangani ebola dengan menuruti rekomendasi WHO dan konteks sosial-budaya di Indonesia. Misalnya, dia mencontohkan, ihwal ketentuan jenazah pasien ebola yang harus dibakar. "Bisa butuh fatwa MUI itu," katanya.(Baca:Empat Ciri Orang Tertular Ebola, Apa Saja? )
Prosedur WHO untuk wartawan peliput isu ini juga mendesak untuk dipraktekkan. Sunarno mengungkapkan hal itu setelah mengamati siaran televisi yang menampilkan gambar wartawan yang terlalu dekat dengan lokasi atau rumah pasien. "Pekerja pers harus hati-hati saat meliput kasus ini," katanya.
Sunarno berpendapat, pemerintah lebih baik mengeluarkan dana besar untuk aktivitas pencegahan penyebaran ebola. Sebab, apabila penularan sudah tidak terkendali atau banyak orang terjangkit, beban pemerintah bakal lebih besar. "Pencegahan hanya habis miliaran rupiah. Tapi, kalau sudah menular, biayanya akan mencapai triliunan rupiah," ujar Sunarno.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Baca juga:
Raden Nuh @TrioMacan2000 Bos Perusahaan Media
PPP Djan Faridz Merapat ke Koalisi Prabowo
Raden Nuh Ditangkap, Polisi Sita Empat Ponsel
Derby Manchester, Seberapa Besar Peluang MU?