TEMPO.CO, Yogyakarta - Musim hujan yang semula diperkirakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika DIY datang pada akhir Oktober atau awal November ternyata mundur. BMKG DIY memperkirakan musim hujan baru merata di wilayah DIY akhir November mendatang.
“Sampai saat ini masih pancaroba. Pola arah angin masih bertiup dari timur, bukan dari barat,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY Toni Agus Wijaya saat dihubungi Tempo, Kamis, 30 Oktober 2014.
Cirinya, suhu udara tinggi di pagi hari dan menurun pada malam hari. Bahkan bisa terjadi hujan di beberapa daerah pada sore atau malam hari. Sejak beberapa pekan terakhir, suhu udara di Yogyakarta naik, karena posisi matahari saat ini tegak lurus di wilayah DIY.
Meski demikian, beberapa daerah telah turun hujan dengan intensitas ringan. “Kota Yogya baru hujan pertengahan November,” kata Toni.
Akibatnya, kekeringan di DIY meluas. Kepala BPBD DIY Gatot Saptadi menuturkan saat ini ada 24 kecamatan di tiga kabupaten mengalami kekeringan. Yaitu, Gunungkidul dengan wilayah kekeringan terluas, Kulon Progo, dan Bantul. “Itu berdasarkan pantauan lapangan dan permintaan pasokan air bersih,” ujarnya.
Total permintaan air bersih mencapai 600 tangki. Pemerintah Provinsi DIY juga mengajukan permintaan dana darurat atau dana tak terduga dari APBN 2014. Dari estimasi dana yang diajukan sebesar Rp 9 miliar, pemerintah pusat hanya menyetujui Rp 3,98 miliar.
Sedangkan dana yang turun baru Rp 2 miliar. “Asumsi kami, waktu itu yang mengalami kekeringan menyeluruh wilayah DIY. Jadi, dana yang diajukan banyak,” kata Gatot.
Sedangkan dana tak terduga dari APBD DIY, ujar Gatot, dicadangkan untuk kondisi darurat. “Harapan saya, dana itu sama sekali tidak digunakan, karena tak ingin ada bencana.”
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita lain:
Koalisi Pro-Jokowi Bentuk Pimpinan DPR Tandingan
Cerita Menteri Susi Nge-Trail di Aceh
5 Serangan @TrioMacan2000 yang Bikin Gerah Pejabat