TEMPO.CO, Manado - Jacklyn Grame Paul dan Maclean Richard Wayne, pilot dan kopilot pesawat Australia yang dipaksa mendarat di Landasan Udara Sam Ratulangi, Manado, awalnya enggan makan di otoritas Landasan Udara Sam Ratulangi. Namun mereka akhirnya mau makan malam dengan menu nasi goreng dan sarapan roti.
Menurut staf otoritas Landasan Udara Sam Ratulangi, Teguh, pihaknya menyediakan roti tawar dengan selai sebagai menu sarapan bagi kedua pilot pesawat Australia tersebut. “Mereka memang maunya makan roti karena mungkin sudah terbiasa,” kata Teguh, Kamis, 23 Oktober 2014. (Baca juga: Pesawat Australia Mendarat karena Diancam Ditembak )
Pesawat Australia yang diterbangkan Paul dan Wayne itu tidak memiliki izin terbang di wilayah udara Indonesia. Pesawat tersebut akhirnya dipaksa mendarat di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado setelah dikawal selama empat jam oleh pesawat Sukhoi, Rabu lalu. Kedua pilot tersebut saat ini berada di mes otoritas Landasan Udara Sam Ratulangi. (Baca juga: Sukhoi Kejar Pesawat Australia yang Nyelonong)
Menurut Teguh, saat tiba waktu makan malam, kedua pilot pesawat Australia tersebut ditawari nasi goreng. Kedua pilot ini awalnya menanyakan apa itu nasi goreng. Ketika staf Landasan Udara Sam Ratulangi menjelaskan nasi goreng dalam bahasa Inggris, akhirnya mereka mau makan. Teguh membeli nasi goreng tersebut di tempat para petugas biasa membeli makanan yang menjadi ciri khas Indonesia itu.
ISA ANSHAR JUSUF
Berita lain:
Pesawat Australia Mendarat karena Diancam Ditembak
Rahasiakan Nama Menteri, JK Main Kucing-kucingan
Sukhoi Kejar Pesawat Australia yang Nyelonong