TEMPO.CO, Slawi - Dalang kondang Ki Manteb Sudarsono mengatakan pertunjukan wayang terancam punah bukan lantaran mandeknya regenerasi dalang. Ki Manteb mengatakan regenerasi dalang berjalan dengan sangat baik.
Ki Manteb mengatakan ada empat faktor yang menyebabkan pertunjukan wayang lambat laun ditinggalkan penggemarnya. “Pertama, kalah bersaing dengan beragam acara hiburan di televisi,” kata Ki Manteb saat ditemui Tempo di rumah dinas Bupati Tegal Enthus Susmono pada Rabu malam, 22 Oktober 2014. (Baca juga: Ki Manteb Ungkap Cerita Mobil Listrik Dahlan Iskan)
Kedua, televisi sangat jarang memberi kesempatan bagi dalang unjuk gigi. Ketiga, malasnya dalang untuk mengembangkan permainannya. Terakhir, kurangnya perhatian dari pemerintah.
Menurut Ki Manteb, pemerintah seharusnya paham maksud UNESCO memberi penghargaan untuk wayang: agar dilestarikan. Ki Manteb juga menganggap pemerintah tahu cara melestarikan wayang.
Meski belum ada jaminan pemerintah akan mempertahankan wayang sebagai warisan budaya yang berharga, Ki Manteb optimistis para dalang tetap memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui pementasannya. “Mendalang harus kritis. Kalau melihat DPR tidak mendukung program prorakyat dari pemerintah, jangan hanya diam,” katanya.
Enthus mengatakan upaya melestarikan wayang tidak luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten Tegal. Salah satunya dengan menyelenggarakan festival Dulong Mas pada 10-14 November 2014. Dulong Mas adalah akronim dari Karesidenan Kedu, Pekalongan, dan Banyumas.
DINDA LEO LISTY
Berita lain:
Beda Jokowi dan JK Soal Pengumuman Kabinet
6 Nama Kementerian Baru Usulan Jokowi
Soal Kabinet, Fahri PKS: Jokowi Jangan Langgar UU