TEMPO.CO, Malang: Universitas Brawijaya, Malang, membangun sumur injeksi di sejumlah titik di Kota Malang. Sumur injeksi berfungsi untuk mengurangi, menyimpan, dan menabung air tanah sehingga menjadi bagian usaha konservasi lingkungan.
"Sumur injeksi dibangun di sejumlah kawasan permukiman, perkantoran, dan area publik," kata Rektor Universitas Brawijaya Malang Mohamad Bisri, Selasa, 21 Oktober 2014. (Baca juga: Mobil Berbahan Bakar Batu Kapur, Unibraw Raih Juara)
Sumur injeksi dibangun lantaran jumlah penduduk di Kota Malang terus bertambah. Pertumbuhan penduduk naik sehingga mempengaruhi kawasan hunian seperti jumlah fasilitas penunjang pasar, sekolah, kantor, dan jalan.
Akibatnya lahan yang semula terbuka untuk menyerap air menjadi tertutup. Bahkan tanah ditutup dengan lapisan semen atau batu yang kedap terhadap air. Dampaknya, air hujan tak bisa menyerap ke dalam tanah sehingga menimbulkan genangan dan banjir.
Kontruksi sumur injeksi yakni sumur galian berbentuk lingkaran berdiameter 140 sentimeter atau persegi dengan kedalaman hingga enam meter. Namun, ukuran atau dimensi disesuaikan dengan struktur tanah, muka air tanah, dan debit genangan yang akan direduksi.
Sedangkan di dalam lingkungan kampus, dibangun sumur injeksi sedalam 10 meter dengan diameter satu meter. Sumur tersebut mampu menampung 10 meter kubik air. Jika dibangun 10 sumur, maka dapat menampung dan menyimpan 100 meter kubik air.
Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur Purnawan Dwikora Negara menilai sumur resapan penting dibangun untuk menyimpan air tanah. Apalagi Pemerintah Kota Malang memiliki peraturan daerah tentang sumur resapan. Namun, dalam prakteknya program tersebut tak berjalan optimal. "Konkret menabung air sesuai peraturan daerah konservasi air," katanya.
EKO WIDIANTO
Berita lain:
Gaya Santai Jokowi di Hari Pertama Jadi Presiden
Ucapan Maimun Zubair yang Bikin PPP ke Jokowi
Jokowi Dilantik, Lurah Ini Malah Mengundurkan Diri