TEMPO.CO, Pangkalpinang - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Rustam Effendi menolak dengan tegas wacana pemerintah pusat untuk membatasi produksi timah dengan alasan untuk menekan harga.
"Saya tidak setuju kalau produksi timah Bangka Belitung dibatasi. Itu bukan solusi. Yang benar itu pemerintah harus membuat aturan ekspor dan tata niaga timah yang benar. Bukan seperti sekarang yang merugikan kita," ujar Rustam kepada Tempo, Rabu, 15 Oktober 2014. (Baca juga: Pemerintah Akan Batasi Produksi Timah)
Menurut Rustam, pembatasan produksi timah hanya akan menghambat pembangunan Provinsi Bangka Belitung yang baru berkembang. Bangka Belitung belum siap untuk tergantung dengan sektor lain di luar pertambangan. Pendapatan daerah Bangka Belitung masih didominasi sektor tambang. Kalau produksi timah dibatasi, pendapatan Bangka Belitung akan berkurang dan berdampak besar bagi pembangunan setempat.
Rustam mengatakan saat ini pihaknya masih memperjuangkan agar royalti timah dapat dinaikkan dari 3 persen menjadi 10 persen.
"Kita bukannya menentang setiap kebijakan yang berkaitan dengan pertimahan. Tapi kepentingan daerah juga harus diperhatikan. Aturan yang ada saat ini tidak satu pun yang menguntungkan Bangka Belitung sebagai daerah penghasil," ujarnya.
Sebelumnya Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral R. Sukhyar mengatakan pihaknya berencana membatasi produksi timah guna menekan harga. "Kita pernah mencapai harga US$ 25 ribu per ton, kenapa sekarang tidak lagi," kata dia.
Menurut Sukhyar, pemerintah ingin meningkatkan harga timah dalam negeri agar mendapat keuntungan yang sesuai. Pasalnya, selama ini pemerintah pusat tidak terlibat mengatur perdagangan timah karena label eksportir terdaftar (ET) dikeluarkan oleh pemerintah provinsi dan gubernur. "Ini sangat janggal. Bisa-bisa sumbernya habis," ujarnya.
Produksi timah indonesia, kata Sukhyar, sangat berperan dalam penentuan harga timah dunia. Alasannya, sebanyak 70-80 persen pasokan timah dunia berasal dari Indonesia. "Kalau produksi sedikit saja kita kurangi, akan menggoyangkan harga pasar," katanya.
SERVIO MARANDA
Berita lain:
KPK Sebut Jokowi Tak Punya Rekening di Luar Negeri
Kata Syafii Maarif Soal Acara Penyambutan Jokowi
Mark Zuckerberg Pamer Foto Blusukan di Akun FB