TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih, Joko Widodo atau Jokowi, bakal menggelar pesta rakyat setelah dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober nanti. Pesta rakyat itu rencananya akan dihelat di Monas. (Baca: Pelantikan Presiden, Jokowi Siap Diarak ke Monas)
Kepala Unit Pelaksana Teknis Monumen Nasional (Monas) Rini Haryani mengatakan belum tahu persis bagaimana konsep acara pesta rakyat yang diadakan di Monas seusai pelantikan presiden dan wakil presiden. "Panitia baru sepintas memberi informasi. Kami harapkan ada koordinasi lagi," ujar Rini saat dihubungi Tempo, Senin, 13 Oktober 2014.
Menurut dia, acara tersebut diperkirakan akan sama dengan pesta rakyat yang sering diadakan di Monas, yaitu berisi konser musik dan pesta kuliner. Namun, ia tak tahu kapan pelaksanaannya. "Apakah nanti langsung seusai pelantikan siang hari atau bagaimana belum jelas," ujarnya.
Kemarin, presiden terpilih Joko Widodo meminta masyarakat untuk tidak menemuinya di gedung parlemen usai resmi dilantik pada Kamis, 20 Oktober 2014. Alasannya, ia akan menemui rakyatnya di Monumen Nasional sehingga tidak terjadi kemacetan dan kericuhan di gedung Dewan.
Diperkirakan ada 20 ribu warga yang akan memadati pelataran tugu Monumen Nasional saat acara berlangsung. "Pasti ribuan orang mengelu-elukan Pak Jokowi. Setelah itu diarak dari Monas ke Istana Negara," ujar Rini.
Ia tak memiliki persiapan khusus soal pengamanan kawasan Monas saat acara. Rini berharap pendukung Jokowi dan Jusuf Kalla tidak bertindak anarkistis dan tertib ketika mengikuti pesta. "Saya harap tidak ada yang merusak taman karena mereka semua sadar bahwa Monas ini cagar budaya yang pantas dilindungi," ujar dia.
Soal keberadaan pedagang kaki lima, Rini meminta agar mereka tidak memaksakan untuk berjualan di dalam Monas. "Jangan keroyokan memaksakan masuk," katanya.
PUTRI ADITYOWATI
Topik terhangat:
Mark Zuckerberg | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Pengganti Ahok Mantan Koruptor, Ini Kata Gerindra
Video Penganiayaan Murid SD di Bukittinggi Beredar
Gerindra Usut Pengkhianatan Kadernya di Pilpres