TEMPO.CO, Pekanbaru - Wilayah Riau dan sekitarnya sebenarnya telah memasuki musim hujan hingga beberapa hari ke depan. Potensi hujan kini terhambat akibat pekatnya kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang menutupi langit Riau.
"Asap menghambat potensi hujan," kata analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika stasiun Pekanbaru, Ardhitama, kepada Tempo, Jumat, 10 Oktober 2014. Asap pekat yang menutupi matahari menyebabkan proses radiasi tidak sempurna, sehingga penguapan air dari laut maupun sungai terhambat pekatnya asap.
Kabut asap kembali menyelimuti Riau sejak tiga hari terakhir. Kualitas udara di Riau kembali memburuk. Indeks standar pencemaran udara di Pekanbaru mencapai 112 Psi atau tidak sehat. (Baca: Udara Riau Tak Sehat Lagi)
BMKG menyebutkan asap di Riau didominasi kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi, tetangga mereka. Di sana masih banyak ditemukan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan. Riau juga disebut memiliki titik api, tapi jumlahnya tidak begitu banyak.
Berdasarkan pantauan satelit Tera dan Aqua dari BMKG, terdapat 510 titik api tersebar di Sumatera. Titik api terbanyak ada di Sumatera Selatan yang mencapai 449 titik, disusul Jambi 17 titik api, kemudian Lampung 11 titik api, dan Bangka Belitung 11 titik. (Baca: Pemadaman Gagal, Asap di Pekanbaru Makin Pekat)
Sedangkan di Riau terpantau 22 titik api yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Indragiri Hilir 13 titik api, Pelalawan 5 titik api, dan Indragiri Hulu 4 titik api. Asap mengakibatkan jarak pandang di sejumlah wilayah Riau menurun, seperti Pekanbaru 2 kilometer, Rengat 1 km, Dumai 3 km, dan Pelalawan 1 km.
RIYAN NOFITRA
Topik terhangat:
Mayang Australia | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Dijegal DPR, Jokowi Tak Segan Keluarkan Hak Veto
Ormas Anarkistis, Jokowi: Gebuk Saja
Krisis, Gudang Garam PHK 2.000 Karyawan