TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengatakan ratusan ribu masyarakat akan turun ke jalan mengawal secara langsung pelantikan Joko Widodo sebagai presiden 2014-2019 pada 20 Oktober 2014.
Menurut Budi, ratusan ribu massa tersebut berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga dari luar Pulau Jawa. "Mereka datang atas aspirasi sendiri dan akan bergabung di Jakarta," kata Budi saat dihubungi Tempo, Rabu, 8 Oktober 2014.
Menurut dia, massa mulai membanjiri Jakarta sehari sebelum pelantikan. Sesuai rencana, ada beberapa lokasi di Jakarta yang akan menjadi konsentrasi massa berkumpul, di antaranya di gedung MPR/ DPR, tempat Joko Widodo dilantik. (Baca:Pemilihan Ketua MPR Usai, Saham Langsung Jeblok)
Budi dan rekannya juga sedang menyiapkan lokasi lain untuk menampung massa dari berbagai daerah. Salah satu lokasi yang dilirik adalah Monumen Nasional. "Rencananya kami akan bikin hiburan rakyat di sana, biar suasana cair. Sebab, ini kan perayaan pesta demokrasi masyarakat," kata dia. "Soal dananya, sama seperti kampanye, patungan dari relawan."
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Kebangkitan Indonesia Baru Reinhard Parapat mengatakan sejumlah elemen masyarakat akan menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 17-20 Oktober 2014. "Sekitar 50 ribu peserta akan hadir. Mereka antara lain mahasiswa, NGO, buruh, dan masyarakat kelas menengah," kata Reinhard kepada Tempo, siang ini. (Baca:Jadi Ketua MPR, Zulkifli Hasan Siap Lantik Jokowi)
Para pengunjuk rasa tak hanya warga Jabodetabek, tetapi juga datang dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Sumatera, dan Kalimantan.
Unjuk rasa ini digelar sebagai bentuk protes atas kegaduhan politik akhir-akhir ini. Menurut Reinhard, ada tiga poin utama dari kegiatan yang disebutnya ekstraparlementer ini, yakni protes atas politik transaksional di DPR/MPR akhir-akhir ini, perampasan mandat dan kedaulatan rakyat dengan terbitnya Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah melalui DPRD, dan untuk mengawal pelantikan Jokowi sebagai presiden yang santer dikabarkan akan diboikot. (Baca:Koalisi Prabowo Siap Ajukan Veto untuk 100 Posisi)
"Kami mau menunjukkan ada kekuatan yang sedang bergerak. Ini aksi spontan merefleksikan kejadian di gedung DPR/MPR," kata Reinhard.
INDRA WIJAYA | MARIA RITA HASUGIAN
Baca juga:
Badai Berkekuatan 289 Km per Jam Menuju Jepang
Zona Tempur ISIS Jadi Objek Wisata Perang
Ini Kunci KMP Kuasai MPR Versi Setya Novanto
Petr Cech Ancam Hengkang dari Chelsea