TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menilai keberadaan sektor industri pulp dan kertas berkontribusi besar dalam menyumpang kebakaran hutan dan asap di Indonesia.
"Ada 274 titik api di wilayah konsesi Asian Pulp and Paper di Sumatera Selatan tahun 2014," ujar Kurniawan Sabar, Manager Kampanye Industri Ekstraktif, saat dihubungi Tempo, Senin 22 September 2014.
Namun dampak kerusakan lain dari industri ini adalah timbulnya pencemaran air sungai, yang berasal dari proses produksinya. "Jadi ada suatu rangkaian industri hulu dan hilir."
Rangkaian itu, Kuriawan menjelaskan, industri hulu melakukan penebangan hutan industri untuk produksi bahan baku kertas. (Baca: Pabrik Semen Pati Butuh 2.600 Hektar Lahan Hutan)
Namun, proses itu banyak dilakukan dengan pembakaran hutan sehingga menimbulkan polusi udara. Sedangkan di industri hilir, Kurniawan mengatakan ada pencemaran limbah industri produksi bubur kertas dan industri kertas terhadap air sungai.
"Limbah cair dan padat ke sungai menjadi penyebab utama pencemaran," kata Kurniawan. (Baca: Kementerian Lingkungan Hidup Bersedia Dilebur )
Dampak dari industri pulp dan industri kertas ini, Kurniawan melanjutkan, berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat, baik yang berada di hulu maupun di hilir. Kurniawan mencontohkan, sungai Ciujung, Banten, yang melintasi kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lebak mengalami perubahan yang signifikan.
Semula, sungai Ciujung, yang merupakan harta sosial dan budaya, perlahan-lahan beralih menjadi pembuangan limbah sungai. (Baca: Menteri Zulkifli Minta Perusahaan Restorasi Hutan)
Untuk itu, menurut Kurniawan, pemerintah daerah dan Kementerian Lingkungan Hidup harus mencari solusi dari masalah ini. "Kalau perlu ada ada penegakan hukum yang tegas," kata Kurniawan.
TRI SUSANTO SETIAWAN
Baca juga:
Bengkak Habis Operasi, Hendropriyono Membaik
Menteri Agama Tak Setuju Perubahan Nama
J. Kristiadi: Trah Keluarga Bikin Parpol Busuk
Jokowi Pastikan Ubah APBN 2015
Polwan Cantik Menyamar Jadi Korban Trafficking