TEMPO.CO, Jakarta - Dengan sedikit tergesa-gesa, Sri Rahayu menyelesaikan racikan bumbu rujak yang bercampur aneka sayuran. Rujak dalam mangkuk itu kemudian dia siram dengan kuah soto yang berisi kulit sapi. Aroma gurih langsung menggoda selera makan.
Tahap terakhir, Sri meletakkan sepotong telur asin, emping melinjo, dan kerupuk udang di atas mangkuk. Inilah rujak soto, makanan khas Banyuwangi yang cocok dijadikan santapan makan siang. Seluruh proses itu harus Sri selesaikan dalam waktu 15 menit.
Sri Rahayu bersama 200-an perempuan lain berlomba membuat rujak soto terenak dalam Festival Rujak Soto Banyuwangi, Sabtu siang, 20 September 2014. Dalam festival yang digelar di selatan Lapangan Blambangan itu, seluruh peserta bersama-sama mengulek bumbu rujak, lalu menghiasnya dengan menawan.
Menurut Sri Rahayu, peserta dari perkumpulan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan Panderejo, proses tersulit dalam pembuatan rujak soto adalah membuat kulit sapi menjadi lunak dan tak bau. "Harus pakai campuran kapur dan daun pepaya agar bersih," katanya.(Baca :Ini Filosofi 14 Batik Asli Jawa Timur )
Selain itu, membeli kulit sapi juga bukan perkara mudah, karena dia harus berebut dengan pedagang rujak soto lain. Sri harus memesan ke pedagang daging dua hari sebelumnya untuk mendapatkan satu kilogram kulit sapi seharga Rp 40 ribu.
Rujak soto memang campuran rujak sayur dengan kuah soto. Rujak berbumbu kacang tanah ini berisi aneka sayuran, seperti kacang panjang, mentimun, dan kangkung. Rujak kemudian dicampur dengan potongan tempe dan tahu. Rasanya sedikit pedas, namun gurih.
Sri melengkapi sajian rujak sotonya dengan segelas minuman temulawak dingin. "Selain menyehatkan, temulawak ini untuk menetralkan rasa pedas," kata perempuan 40 tahun ini.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan Festival Rujak Soto tersebut digelar bersamaan dengan Festival Batik agar pengunjung bisa sekaligus menikmati kekayaan budaya di daerahnya. Penjual, kata dia, juga menjadi tahu bagaimana mengemas rujak soto agar terlihat memikat. "Ini bagian dari pengembangan wisata kuliner," katanya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Banyuwangi Alief Rahman Kartiono menjelaskan, penilaian dalam lomba rujak soto ini meliputi cara mengolah bumbu dan penyajian. "Peserta dituntut cepat, tapi bisa menghasilkan makanan yang enak," katanya.
Setelah dinilai, rujak soto kemudian dimakan beramai-ramai oleh pengunjung festival. Selain menikmati rujak soto, pengunjung juga bisa melahap berbagai kuliner khas Banyuwangi lain di stan pameran, seperti sego gepuk, sayur lompong, pecel rawon, dan sego tempong.
IKA NINGTYAS
Berita Terpopuler
Megawati Puji Habis Jokowi di Rakernas PDIP
NasDem: Tiga Partai Koalisi Merah Putih Merapat
Tiba di Lokasi Kongres Gerindra, Prabowo: Kok Sepi
Sindir Ahok, Prabowo: Kutu Busuk, Kutu Loncat?
Jadi King Maker Politik, Luthfi Hasan Sebut SBY