TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, memastikan bahwa abu letusan Gunung Slamet tak akan mengganggu penerbangan. Bahkan jika angin mengarah ke wilayah Semarang dan Yogyakarta. "Sama sekali tidak mengganggu," kata Surono kepada Tempo, Sabtu, 13 September 2014.
Menurut Surono, dengan tinggi Gunung Slamet sekitar 3.400 kilometer, maksimum lontaran letusan abu hanya sekitar 1.500 meter. Sementara penerbangan pesawat biasanya berada di atas 10 ribu kaki. "Walaupun ada abu ke arah wilayah Jawa Tengah, masih aman," ujarnya.
Gunung Slamet meletus dan mengeluarkan abu kemarin malam. Dentuman terdengar hingga radius belasan kilometer. Meski demikian, aktivitas gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini tidak mengganggu penerbangan. "Saya sudah cek, kondisi Gunung Slamet belum berpengaruh buruk ke penerbangan," kata Vice President Corporate Communications PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pujobroto saat dihubungi Tempo, kemarin.
Menurut dia, kru penerbangan terus memantau perkembangan kondisi akibat letusan Gunung Slamet di Jawa Tengah. Jika letusan gunung membahayakan, ada sejumlah rute penerbangan yang bakal terganggu, yakni rute dari dan menuju Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Denpasar.
Lagipula, jika letusan Gunung Slamet dianggap mengancam keselamatan penerbangan, pemerintah biasanya akan mengeluarkan Notice to Airmen (Notam). Notam merupakan pemberitahuan mengenai informasi terbaru dalam kegiatan operasional penerbangan. Sampai saat ini Kementerian Perhubungan belum menerbitkan Notam setelah adanya letusan Gunung Slamet. (Baca:Aktivitas Slamet Menurun, Hujan Pasir Masih Ada)
AYU PRIMA SANDI | MARIA YUNIAR
Terpopuler
Bangun Tol Laut, Jokowi-Kalla Butuh Rp 31 triliun
Emirsyah Satar, Garuda Perkenalkan Destinasi Baru
Ada Diskon Tiket Citilink di Garuda Travel Fair
BI Rate Dipertahankan, Inflasi Bisa Dikontrol