TEMPO.CO, Jakarta: Bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku pernah bercita-cita menjadi dosen. "Saya sampai dua kali ikut tes," ujar dia ketika diperiksa sebagai terdakwa dalam kasus dugaan korupsi Hambalang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 4 September 2014.
Anas bercerita, dirinya gagal di kedua tes tersebut. "Padahal saya sudah bersungguh-sungguh ingin menjadi dosen," katanya. Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga itu mengaku bersungguh-sungguh saat menjadi mahasiswa ketika kuliah.
Selain belajar dengan serius, Anas menambahkan, mulai belajar berorganisasi di masa perkuliahan. "Alhamdulillah saya menjadi lulusan terbaik," katanya. Pasca-kegagalan tersebut, Anas, menjadi kurang berambisi dalam mengejar target. (Baca: Anas Urbaningrum Jadi Tersangka Pencucian Uang)
Anas mengatakan ia pun tak mengira dalam perjalanan hidupnya bisa menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam, anggota Komisi Pemilihan Umum, ketua partai, dan anggota DPR. "Semua saya jalani dengan mengalir begitu saja," ujarnya.
Anas kini berstatus sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Anas diduga menerima gratifikasi terkait dengan proyek Hambalang ketika menjabat sebagai anggota DPR. Selain itu, Anas juga didakwa melakukan pencucian uang. Dalam sejumlah kesempatan Anas berkali-kali membantah melakukan korupsi.
Dalam dakwaan pencucian uang, Jaksa KPK menganggap Anas berupaya menyamarkan harta hasil korupsi sebesar Rp 20,88 miliar. Duit itu diperoleh Anas dari berbagai sumber, antara lain gaji anggota DPR 2009-2014 sebesar Rp 195,6 juta dan tunjangan Rp 339,6 juta. (Baca: KPK Periksa Sepuluh Saksi Anas Urbaningrum)
Anas juga mengumpulkan duit dugaan korupsi dari sisa dana persiapan pemenangan Kongres Demokrat 2010 sekitar US$ 1,3 juta dan Rp 700 juta. Uang itu disimpan di Grup Permai oleh Yulianis dan dimasukkan ke brankas menjadi satu untuk dana komisi proyek. Grup Permai adalah milik Muhammad Nazaruddin, terpidana kasus korupsi Wisma Atlet.
ANDI RUSLI
Baca juga:
May Myat Noe, Sang Ratu Kecantikan Sesaat
Pembelaan Jenderal Sutarman untuk Polisi 'Narkoba'
Ini Alasan Pemindahan Makam Nabi Muhammad
Misteri Batu Berjalan di Lembah Kematian Terkuak
Pendiri Golkar Cap Agung Laksono Pengkhianat