Weilin menyebutkan kurikulum ini juga membuat pemborosan. Sebab, Kementerian berulang kali mengubah isi buku pelajaran lantaran tak sesuai dengan yang diharapkan. "Untuk buku tema 1 saja berubah lima-enam kali," katanya. (Baca:Kurikulum 2013: Murid Bingung Belajar Apa)
Karena itu, aktivis dari Sekolah Tanpa Batas, Bambang Wisudo, menyarankan pemerintah segera menghentikan penerapan kurikulum tersebut. Soalnya, menurut dia, makin lama penerapan, kerugian akan bertambah besar. "Kerugian uang, waktu, sumber daya, dan anak-anak makin tersesat," ujarnya.
Dia mengatakan lebih baik kurikulum tak ditentukan oleh pemerintah pusat, tapi diserahkan ke sekolah. Sebab, mereka yang paling tahu kondisi dan kebutuhan siswanya. "Sekolah bisa menggunakan kurikulum yang bukunya sudah ada, jangan takut menyimpang dari pendidikan nasional," katanya.
Sedangkan Siti Juliantari menyarankan agar Kementerian kembali menggunakan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Soalnya, infrastruktur kurikulum itu sudah ada. "Daripada menerapkan yang tak jelas," ujarnya.
NUR ALFIYAH
Terpopuler:
Hasil Pleno, Demokrat Tetap Koalisi Merah Putih
Ditolak SBY, Jokowi Siap Naikkan Harga BBM
Pelat Nomor Lamborghini Lulung Tak Terdaftar
Jokowi Diuntungkan Jika SBY Naikkan BBM
SBY-Jokowi Tidak Hanya Bahas BBM