TEMPO.CO, Surakarta - Berkurangnya pasokan bahan bakar minyak bersubsidi ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) membuat pengelola SPBU harus memutar otak agar stok mencukupi.
Salah satunya dengan membatasi pembelian bensin Premium dan solar. Supervisor SPBU Tipes, Pandu Yafie, mengaku membatasi pembelian Premium. (Baca: Jokowi Enggan Tanggapi Rencana Kenaikan BBM. )
Ia mengatakan dalam seminggu ini kuota Premium dikurangi dari 24 menjadi 16 ton liter per hari. Karena itu, harus ada pembatasan. (Baca: Di Bandung, Premium Dibatasi Rp 50 Ribu per Mobil.)
"Untuk mobil, kami batasi maksimal Rp 200 ribu per pembelian. Agar stok cukup sampai kiriman berikutnya," katanya, Selasa sore, 26 Agustus 2014.
Untuk sepeda motor, pembelian tidak dibatasi karena jumlah yang dibeli tidak banyak. Ia juga tidak melayani pembelian dengan jeriken.
Pengelola SPBU Laweyan juga membatasi pembelian BBM bersubsidi. Pembelian Premium dibatasi maksimal Rp 100 ribu, sedangkan solar Rp 150 ribu.
"Kami batasi agar tidak ada peluang penimbunan dan penyalahgunaan barang subsidi," ujar pengelola SPBU yang meminta namanya tidak disebutkan itu.
Ia juga tidak melayani pembelian dengan jeriken agar lebih maksimal melayani pembelian BBM oleh pengguna kendaraan. Menurut dia, jatah Premium di tempatnya dikurangi dari 29 menjadi 24 ton liter per hari.
Ketua Paguyuban Pengusaha SPBU Solo Raya, Rochim Agus Suripto, menilai wajar bahwa ada pembatasan pembelian Premium dan solar. Juga penolakan melayani pembelian dengan jeriken. "Tujuannya agar merata dan semua kebagian," kata Rochim.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Lain:
RUU Panas Bumi Diketok Hari Ini
JJ Rizal dan Andrinof Saling Lempar Jadi Calon Wali Kota Depok
Curhat Bisa Cegah Kekerasan di Sekolah