TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas, masih belum memutuskan apakah akan kembali mendaftarkan sebagai komisioner antirasuah itu atau tidak. Dia mengatakan akan meminta masukan soal ini menyusul berakhirnya masa tugas pada Desember 2014.
"Saya tidak akan ambil keputusan sendiri dan tanpa alasan yang matang," ujarnya melalui pesan singkat, Rabu, 13 Agustus 2014. Karena korupsi semakin sistemis, terstruktur, dan masif dengan korban rakyat dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia, menurut Busyro, tidak gampang untuk menjadi pimpinan KPK.
"Siapa pun wajib ekstra hati-hati dalam mengukur diri untuk maju sebagai pimpinan KPK." (Baca: KPK Tegaskan Pengusutan Korupsi Haji Berlanjut)
Busyro mengaku kini lebih berfokus untuk efektivikasi progam kerja pencegahan sistem birokrasi kementerian/lembaga. "Agar ada legacy berapa sistem yang anti-Fraud," ujarnya.
SBY telah meneken Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang pembentukan panitia seleksi calon pimpinan KPK pada 23 Juli 2014. Keppres ini diklaim memiliki dasar Pasal 30 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (Baca: Menteri Amir: Pengganti Busyro Segera Dipilih)
Menurut Keppres tersebut, panitia seleksi bertugas mengumumkan penerimaan dan melakukan pendaftaran calon pemimpin KPK, mengumumkan kepada masyarakat calon pimpinan KPK untuk mendapatkan tanggapan, menyeleksi dan menentukan calon pimpinan KPK, dan menyampaikan nama calon pimpinan KPK kepada presiden.
Busyro bakal mendahului empat komisioner lain dalam mengakhiri masa jabatan, yaitu pada 10 Desember 2014. Busyro, yang juga mantan Ketua Komisi Yudisial, masuk KPK menggantikan ketua periode sebelumnya, Antasari Azhar, yang menjadi terpidana kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran. Sedangkan jabatan empat komisioner yang lain akan berakhir pada 14 Desember 2015. (Baca: KPK Tolak Busyro Muqoddas Diganti Tahun Ini)
Empat pimpinan KPK lainnya menginginkan Busyro diperpanjang masa tugasnya. Bila tidak bisa, empat komisioner itu berharap tak ada seleksi pengganti Busyro hingga akhir masa tugas pada akhir tahun depan itu. Alasannya, untuk penghematan anggaran, serta pimpinan yang baru masuk dikhawatirkan mengganggu ritme kerja empat komisioner lain yang saat ini sudah saling menemukan chemistry.
LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler:
Mengapa Pendukung Prabowo Berani Mengancam?
Lima Peran Robin Williams yang Tak Terlupakan
Rute Pendukung ISIS dari Indonesia Menuju Suriah
Sultan Yogya: ISIS Itu Kegagalan Memahami Islam
Chelsea Dapatkan Bek Roma, MU Gigit Jari Lagi