TEMPO.CO, Bandung - Tim Forensik RS Polri Sartika Asih Bandung rampung memeriksa jasad para korban pembunuhan di rumah perwira TNI, Jalan Gudang Utara, Kota Bandung. Yang diotopsi cuma jasad Acim, pembantu keluarga Letnan Kolonel Rudi di rumah itu. Sedangkan jasad kedua anak Rudi, yakni Praja dan Aura, tak diotopsi atas permintaan keluarga.
"(Jasad) Dua anak, Praja dan Aura, hanya menjani pemeriksaan luar pada luka-luka di tubuh mereka," ujar Kepala Instalasi Forensik RS Sartika Asih Ajun Komisaris Dokter M. Ihsan Wahyudi di kantornya, Senin, 23 Juni 2014. Karena cuma pemeriksaan luar, tim tak sampai menelisik luka ataupun kejanggalan fisik di bagian dalam tubuh.
"Ada kelainan pada jasad korban anak perempuan (Aura) berupa luka jeratan dan lecet di leher. Juga ada lebam atau memar dan lecet di daerah bibir," tutur Ihsan. Luka-luka pada leher Aura tersebut diduga akibat jeratan tali, bekapan pada mulut, dan hantaman benda tumpul.
"Sedangkan pada jasad yang laki-laki, Praja, ada luka akibat jeratan tali di leher. Luka terbuka atau keluar darah di leher depan, dahi kanan dan kepala bagian atas sebelah kiri memar," tutur Ihsan. Ia menduga luka terbuka itu akibat hantaman linggis bernoda darah yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Luka terbuka pada Praja bisa akibat hantaman linggis. Pada tubuh kedua anak, selain kelainan atau luka-luka itu, tidak ada kelainan lainnya," tutur dia. (Baca juga: Kejanggalan Pembunuhan di Rumah Tentara Bandung).
Adapun hasil otopsi atas jasad Acim, Ihsan melanjutkan, tim forensik tak menemukan banyak luka, apalagi luka serius akibat aksi kekerasan oleh orang lain. "Hanya ditemukan luka akibat jeratan di leher dan beberapa luka lecet di jari-jari tangan,"kata dia.
Ihsan memastikan saat ditemukan leher Acim terjerat tambang plastik yang diikatkan ke pegangan tangga sehingga menggantung tubuh laki-laki 30-an tahun itu. Namun, ia menolak memastikan apakah Acim digantung orang lain atau menggantung diri.
Ihsan pun menolak memastikan waktu kematian para korban. Alasannya, hal itu merupakan kewenangan penyidik. Sedangkan soal kandungan zat dalam darah Acim, kata dia, tim forensik masih melakukan pemeriksaan lanjutan.
"Kami tak boleh menyimpulkan apa itu bunuh diri atau bukan," ujar Ihsan. Sebab, vonis bunuh diri baru disimpulkan dari hasil pemeriksaan lengkap di tempat kejadian perkara, para saksi, barang bukti, dan hasil forensik lainnya.
"Kami hanya bisa menyatakan penyebab kematiannya akibat halangan jalan nafas. Terhadap dua korban anak yang cuma divisum luar, kami hanya bisa menduga mereka juga meninggal akibat halangan jalan nafas," kata Ihsan.
Tiga jasad ditemukan tanpa nyawa pada Ahad pagi, 22 Juni 2014, di rumah keluarga Rudi-Desi di Jalan Gudang Utara Nomor 18. Dua jasad adalah Praja dan adiknya, Aura Rivi Ilaiyah, 15 tahun. Sedang satu lagi adalah jasad Acim, pembantu keluarga Rudi-Desi. Polisi tengah menelisik dugaan Praja dan Aura tewas akibat dibunuh dan dugaan bunuh diri Acim.
ERICK P. HARDI
Terpopuler
Kejanggalan Pembunuhan di Rumah Tentara Bandung
Rapor APBD DKI Merah, Ahok Bela Jokowi
Akil Mochtar Minta Kewarganegaraan Dicabut