TEMPO.CO , Kudus - Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah memperbaiki menara masjid Kudus. Perbaikan dilakukan setelah diketahui dinding yang mengeropos pada bangunan menara yang telah berusia ratusan tahun.
"Hampir 60 persen dinding menara rusak," Kata Rabiman Koordinator Tim Pemugararan BPCB Jawa Tengah, Kamis, 5 Juni 2014. (Baca juga: Pemerintah Kota Semarang Gagal Ambil Alih Bangunan Haritage)
Kerusakan diakibatkan dari faktor alam, seperti sinar matahari dan curah hujan yang lama kelamaan mengikis dinding menara yang materialnya berupa batu bata. Banyaknya burung gereja yang mematuk batu bata juga menambah kerusakan pada dinding menara.
"Ditambah lagi keberadaan menara masjid Kudus yang terletak di tengah keramaian Kota Kudus sehingga banyak kendaraan bermotor yang melintas dan membuat dinding menara semakin rapuh," ujarnya.
Untuk mengurangi kerusakan pada bangunan akibat dampak getaran dari kendaraan yang melintas. BPCB Jawa Tengah akan membangun peredam di sekeliling bangunan menara. Peredam ini berfungsi sebagai penahan agar mengurangi dampak getaran.
Patok ini akan dibangun pada kedalaman 1,5 meter dan lebar 1 meter, material yang digunakan berupa pasir dan batu kali. Saat ini sudah banyak Candi di Jawa yang membangun patok disekililing bangunannya. Tujuan dari peredam ini agar menjaga kekokohan bangunan cagar budaya tersebut.
Menurut Rabiman, perbaikan masjid menara Kudus akan dilakukan selama 7 bulan terhitung sejak tanggal 1 Juni lalu. Perbaikan menara ini melibatkan 10 tenaga ahli dari BPBC Jawa Tengah serta 20 orang tenaga lokal.
Sejak ratusan tahun setelah berdirinya bangunan menara. Belum pernah ada pemugaran secara menyeluruh pada bangunan bersejarah terebut. Perbaikan pernah dilakukan pada tahun 80-an oleh BPCB dengan bantuan dana dari Yayasan Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus yang peduli akan bangunan bersejarah tersebut.
"Pada saat itu perbaikan itu hanya berupa penambalan pada dinding menara yang berongga, karena dananya tidak banyak" kata Rabiman kepada Tempo. Baru pada tahun 2013 pemerintah mulai menganggarkan dana perbaikan menara yang diambil dari APBN tahun lalu. Perbaikan itu meliputi bagian atap, mustoko, sirap serta dinding bagian paling atas menara sebanyak 28 lapis, perbaikan juga dilakukan kurang lebih 7 bulan.
Pejabat Pembuat Komitmen BPBC, Erik Budiarto mengatakan pemerintah telah menyediakan dana sekitar Rp 300 juta yang diambil dari APBN tahun 2014. Biaya ini bisa berkurang karena BPCB Jawa Tengah menggunakan sistem lelang untuk pada perbaikan kali ini. "Tahun ini kami menggunakan prosedur pelelangan bahan baku sehingga bisa menekan biaya perbaikan," Kata Budiarto.
Menurut Rabiman untuk memperbaiki dinding menara, ia dan timnya harus memesan batu bata khusus yang berasal dari daerah Jati Rogo, Jawa Timur. Untuk merekatkan batu bata, tim konservasi tidak menggunakan semen. Lem perekat berasal dari bubuk batu bata serta bantuan gamping yang dicampur dengan air. (Baca juga: Batu Besar Bukit Boko Terancam Ambrol)
FARAH FUADONA
Berita Terpopuler
Putri Jepang Lepas Gelar Demi Nikahi Pria Biasa
Kuburan 796 Anak Ditemukan di Septic Tank Gereja
Menteri Suswono Sebut Dua Kader PKS Terima Duit